Monday, August 26, 2019

Gadis Sekolah Bertoket Gede, Jadi Pemuas Birahiku

Gadis Sekolah Bertoket Gede, Jadi Pemuas Birahiku


PEDANGSEX - Aku seorang laki-laki, masih bujangan, usiaku sudah menginjak 35 Tahun, tinggi badan cuma 160 cm, badanku kurus kerempeng, kulit sawo matang, entah kenapa ga bisa gemuk, padahal nafsu makanku ga pernah bermasalah, aku tinggal di sebuah komplek perumahan dengan jarak masing-masih rumah yang lumayan rapat, sehingga kadang suara suara kencang tetangga sebelah kanan dan kiri yang sedang bertengkar atau berbicara kencang bisa sayup sayup kedengaran.

Cerita berawal ketika pagi2 aku sedang duduk duduk di depan rumah, anak perempuan tetangga depan rumahku sedang bersiap-siap berangkat sekolah, namanya yeni, baru kelas 3 smp umurnya sekitar 14 tahun, kulit putih bersih, dengan wajah ke orientalan, posturnya masih terlihat kurus kerempeng dengan baju smpnya, tanpa sengaja aku melirik ke arahnya, dia baru keluar rumah, hendak memakai sepatu. Dengan santainya dia jongkok ketika hendak memakai sepatu, tidak sadar kedua kakinya seenaknya ngangkang sehingga memperlihatkan celana dalamnya yang berwarna pink dan kedua pahanya yang putih mulus, karena jarak rumah kami yang berhadapan hanya dipisahkan jalan perumahan kecil selebar 2 meter saja, maka terlihat jelas pemandangan itu, sampai2 ketika kuperhatikan dengan seksama, celana dalam yang dia pakai ternyata agak transparan, sehingga belahan vaginanya terpeta jelas dan samar2 terlihat, aku perhatikan tanpa berkedip sampai dia selesai memakai sepatu dan siap-siap keluar rumah. dia hanya tersenyum ketika melihat aku dan aku sapa basa-basi.

"berangkat sekolah dik ?".
wajahnya aku perhatikan dari dekat, ternyata cantik juga ini anak.
"ya Om, ini buru-buru takut telat ke sekolah" jawabnya.
dengan senyum polos dia ngeloyor pergi dengan sepeda kayuhnya.

Selagi deg-degan membayangkan kejadian tadi melintas tetangga sebelah kamarku, namanya ani, umur sekitar 27 tahun, sudah menikah tapi belum ada anak, suaminya sopir bus antar kota, pulang kerja 3 hari sekali, jadi sering ditinggal keluar kota oleh suaminya. setiap kali si ani lewat aku ga pernah melewatkan sekalipun untuk nongkrong di depan rumah untuk menyapanya.

"kemana mbak ? belanja ?" sapaku
"iya mas, beli sayur saja kok" balasnya ani setiap kali keluar hendak belanja ke warung, sering cuma pakai daster tipis, dan selalu tidak memakai BH, sehingga payudaranya terlihat jelas dibalik dasternya, dan tidak ketinggalan putingnya yang masih rata samar2 dibalik dasternya, itulah kenapa aku tidak pernah melewatkan duduk2 di depan rumah ketika pagi ( dapat pemandangan indah dari 2 orang wanita sekaligus ).

Suatu sore ketika aku habis mandi dan duduk di teras rumah, kulihat Yeni sedang duduk diteras rumahnya, dengan menggunakan celana pendek, pendek sekali malah sehingga hampir seluruh pahanya terlihat, begitu mulus, dia hanya memakai kaos tipis tanpa lengan, dia asik sedang mengutak atik laptopnya, sekali sekali mengeluh sambil memainkan keyboard laptopnya berulang ulang, mungkin sedang ada masalah dengan laptopnya.

aku samperin yeni yang sepertinya sebal karena laptopnya sedang hang.
“kenapa yen, laptopnya ?” sapaku.
“ini om laptop yeni kok layarnya diem aja ga bisa diapa apain sejak dinyalain tadi”
“o mungkin kena virus” tambahku
“iya nih mungkin, tadi abis pinjem flashdisk temen mindahin lagu, habis itu kok jadi gini” katanya
“mau om benerin ? om kan kerja di tempat servis komputer” tawarku
“tapi kan ongkos servisnya mahal ya om ?” tanya dia
“kalo sama yeni ga usah bayar lah, kan sama tetangga sendiri” jawabku “tapi laptopnya om bawa dulu ke rumah buat di benerinya, mau ?”
“mau om kalo begitu, eh boleh ga yeni ikut ngeliat om nyervis laptopnya ? kalo boleh, yeni ijin mama dulu,”
“boleh saja” kesempatan nih, sambil benerin laptop bisa dapet ngecengin anak seksi ini pikirku

Laptop dia aku bawa ke rumah untuk diservis, sesampai dirumah aku cek langsung laptopnya, ternyata bener, osnya eror kena virus, lumayan agak lama nih scan virusnya.
“om gimana laptopnya ?” tiba2 yeni sudah nongol di belakangku, berani juga nih anak nylonong langsung masuk rumah.

“kena virus, aga lama benerinya” jawabku
Yeni langsung duduk disampingku, ikut ngeliat laptopnya, dengan cueknya mepet ke badanku karena kursi cuma ada 1, wangi badannya terasa segar disebelahku, tanpa sadar pula dia menempelkan payudaranya ke lenganku, terasa lembut walaupun kulihat belum terlalu besar.
lama dia duduk rapat di deketku hingga lama2 aku jadi deg2an dan tidak terasa kelaminku tegang karena terangsang, saat aku lirik dia ternyata wajahnya sangat dekat di sebelahku, cantik sekali ternyata dari dekat, aku memutar otak bagaimana caranya bisa menikmati tubuhnya.
“om numpang ke kamar mandi ya, mau pipis nih, tolong dianterin dong, takut” tiba tiba dia nanya.
“itu lurus saja” kataku

“ ga mau, dianterin, takut” pintanya manja
akhirnya aku anter yeni kebelakang, dia buru buru masuk ke kamar mandi, tanpa menutup pintu, langsung dia buka celana pendeknya dan jongkok langsung pipis. mungkin karena kebelet dia ga sempet tutup pintunya, aku hanya melihat melongo saja, entah dari mana datengnya niat jahatku, aku langsung susul masuk ke kamar mandi, dan segera mengunci pintu dari dalam.
“om, kok masuk aja, yeni kan lagi pipis... malu tau !!!!” Cerita 17 Tahun
“om kebelet pipis juga nih, lagian yeni juga ga nutup pintu” balasku
setelah yeni selesai pipis dan membersihkan bekasnya, belum sempat dia memakai celana pendek dan cdnya langsung kutarik dia kepelukanku, dan kupeluk erat, bibirnya langsung kucium, awalnya dia berontak, mau teriak, tapi pelukan eratku buat dia merasa lemas sehingga dia hanya diam saja ketika kuciumi bibir, wajahnya dengan beringas.
“om sayang yeni, om cinta sama yeni, om akan lakuin apa saja untuk memikili yeni” rayuku
“om … ahhh” yeni akhirnya pasrah ketika kucumbu seluruh wajahnya, tanganku diam2 masuk ke sela2 bajunya dan meremas2 payudaranya yang masih dibalik bh, dengan sigap kulepas bhnya dengan satu tangan sambil terus kucumbu dia, tak tahu mengapa, yeni hanya diam saja ketika aku melakukan semua itu, sesekali mendesah pas kuciumin bibirnya.

Sekarang Yeni hanya memakai kaos tanpa lengan saja, bhnya sudah kulepas, celana pendek dan cd masih melorot, tanganku bergerak kebawah ke arah kemaluannya yang sudah terbuka, masih basah, dan belum berbulu, desahannya semakin kencang ketika ujung jariku mulai mengelus pinggir vaginanya, dan mulai mengelus lembut klitorisnya yang masih kecil. kemaluanku sudah tegang dari tadi, aku lepas celanaku, hingga tampak “pedang” yang menjulang, walau aku kurus kecil tapi anuku tetep besar, haha.

Yeni semakin pasrah saat melihat anuku, dia semakin memejamkan mata, mungkin karena risih, takut dan malu jadi satu.
“Yeni jangan takut, ya. ga sakit kok, malah enak banget, kaya digelitikin saja kok rasanya” rayuku
“yeni takut om, takut sakit, yeni takut dimarahin mama,” Cerita Panas
“ gpp, kok, om sayang sama yeni, om udah ga tahan dengan perasaan om, om pengen memiliki yeni,” rayuku lagi
karena Yeni merengek2 terus, tanpa babibu aku sikat saja sekalian, posisi kami masih berdiri, kurenggangkan kakinya, dah langsung kutusukkan pedangku yang sudah siap sejak tadi, dengan kerja keras kubongkar juga keperawanannya, aku bekap mulutnya saat selaput daranya kurobek, karena takut teriakanya terdengar sampe keluar, setelah beberapa kali keluar masuk vaginanya, aku mulai bisa menikmati vaginanya yang masih peret.
Yeni hanya menangis tersedu saat keperawanannya kurengut, “sakit om” ratapnya
Aku tidak perduli, masih terus saja ku goyang anuku keluar masuk vaginanya, lama lama dia merasa keenakan juga, sekali sekali meleguh ketika aku percepat goyanganku. “ ah....uh...ah...” desahnya, tangannya mulai memelukku, kakinya mulai menggelantung dipahaku, setelah 5 menit aku goyang dia, tiba2 dia mencakar punggungku dan badannya mengejang, sambil meleguh panjang “ahhhhhh uhhhhhhh, om, yeni pipis” . “gapa yen pipis saja” balasku sambil terus menggoyang pinggulku, tidak berapa lama aku juga merasakan sperti hendak ejakulasi, kugoyang semakin kencang, pas saat air maniku hendak keluar, kucabut dari vaginanya, kuturunkan dia sampai terduduk, dan kuarahkan pedangku ke wajahnya, “ahhhhhh....ah.....ah......ah........” desahku sambil mengarahkan sperma yang keluar ke wajahnya. Aku terduduk lemas di depannya setelah itu.
“Sakit Om, kemaluanku berdarah hiks...” lirih desahnya.
“ maaf ya Yeni, om akan bertanggungjawab jika terjadi apa apa, tapi yeni jangan bilang siapa siapa ya, om sayang yeni, sambil kucium dahinya”
setelah membersihkan diri masing2 aku rencananya hendak melanjutkan kembali memperbaiki laptopnya, Yeni pamit pulang tak lama setalah itu. sebelum pulang kucium dahi nya dan kuyakinkan kalau aku bner bener mencintainya. Yeni hanya mengangguk dan bilang “Om harus janji, om tetep sayang Yeni, Pintanya lirih” aku yakinkan kembali dia dan kuantar sampai depan pintu rumahku.
Setelah Yeni pulang, aku lembur melanjutkan memperbaiki os laptopnya yang eror sampe selesai.
malamnya saat aku hendak tidur terdengar desahan dari sebelah rumahku, sepertinya si ani, tapi kok desah2 gitu, aku coba tengok lewat belakang rumah, rumah kami memang masih ada sediki halaman yang tidak berpagar sehingga aku bisa mengintip lewat jendela dapurnya, kulihat dari sela korden, ani sedang duduk di meja dapur, tidak berpakaian sama sekali, tangan kanan sedang meremas payudaranya yang berukuran sedang dan tangan kirinya sedang mencolok2 vaginanya, sepertinya dia sedang bergairah dan mencoba memuaskan diri sendiri.

Pura pura tidak tahu aku ketuk pintu dapurnya “mbak ani, barusan saya denger ada ribut2 di dalam, mbak tidak apa apa ?” tanyaku

“eh anu, gapapa mas cuma kucing saja kok” jawabnya, sambil panik sepertinya
“o saya cuma memastikan saja mbak, boleh saja masuk mbak ?”
“eh sebentar” katanya ani bukain pintu, dia ternyata sudah memakai rok tipis, “cepet juga pake bajunya” pikirku terkekeh.

“suami mbak kapan pulang ?” tanyaku
“paling 2 hari lagi baru pulang mas, jadi sendiri, untungnya ada mas di sebelah jd ga terlalu takut karena sendirian” katanya
“mau ditemenin mbak, biar ga sepi” godaku sambil terkekeh
“ah mas ini”

“bener mbak, kan suami mbak juga ga ada, pasti kesepian kan” sambil berkata begitu diam2 aku tutup pintu dapur dan menguncinya,
“ya sih, tapi....”

tanpa ba bibu aku segera peluk dia, kuciumi dia, ternyata ani juga membalas ciumanku, dengan bernafsu malah, langsung kubopong saja dia ke ruang tengah, kurebahkan di sofa, kucumbu “mbak, kalo suami mbak ga ada, saya bersedia nemenin hari hari sepi mbak, kataku bernafsu” “ah.... ah....” dia hanya mendesah saat ku emut putingnya setelah sebelumnya kutarik lepas daster tipisnya, dia ternyata tidak sempat memakai apa apa selain daster, jadi tambah ringan kerjaanku hehehe.

Aku langsung lepaskan juga seluruh pakainku, dan tanpa malu malu, ani langsung mencengkeram pedangku yang sudah tegang dari tadi “anumu besar sekali ya mas” aku hanya nyengir, ani mulai mengocok anuku dan mengemutnya, aku hanya meremas2 payudaranya yang kencang dan putih, dengan puting coklat muda, setelah aga lama, dia sudah tidak tahan, akhirnya aku disuruh telentang di bawah, dan dia mulan pelan2 memasukkan anuku ke vaginanya, ternyata vaginanya masih seret, sangat nikmat, ani mulai menggoyang maju mundur sambil meremas2 payudaranya, aku hanya pasrah dibawah tubuhnya, “ah ….....ah.....ah...ah...ough..... aku mau keluar mas !!!!” tak berapa lama dia sudah ejakukasi, ternyata cepet banget dia ejakulasi, aku jadi tertawa dalam hati

Malam itu aku buat dia 4 kali puas sebelum akhirnya aku mengeluarkan sperma di dalam vaginanya.
Hari yang melelahkan buatku hehehe...END

Saturday, August 24, 2019

Ternyata Tanteku Seorang Lesbi

Ternyata Tanteku Seorang Lesbi


PEDANGSEX - Kejadian ini sudah lama sekali, tapi kadang aku juga sempet terbayang lagi pada saat aku bercinta dengan cewek lesbi, sebelum terjadinya peristiwa, coba baca "Tahun Baru yang Indah dan Keluarga yang Kesepian".

Kejadian ini berawal dari diperkenalkan oleh saudaraku kepada seorang cewek cantik, manis dan sexy lagi, yang pasti setiap cowok yang lihat dia akan melotot dan menelan ludah akan keindahan tubuhnya. Bibirnya yang merah sensual, payudara yang montok, kencang, dan sekel, pantatnya yang sexy serta tubuhnya yang sangat aduhai.

Pada suatu hari dia berkunjung kerumah aku dan suruh aku menemani dia dirumahnya, karena enggak ada siapa-siapa, orang tuanya lagi ada kepentingan. Mulanya dia mau mengajak temannya Desy yang juga teman aku, tapi dianya tak ada. Dari perbincangan aku dengan Wina akhirnya aku mau diajak ke rumahnya. Tak lama kemudian aku sudah berada dirumahnya yang mewah sekali maklum dia anak orang kaya dan anak satu-satunya jadi sangat dimanja sekali. Tak lama kemudian dia bertanya:

"Hey Dewa kamu dapat Bantu aku enggak?" tanyanya,
"Bantu apa win..?" kataku.
"Ntar deh kamu pasti tahu?,"
"Iya apa sih?" tanyaku heran.
"Oke deh kita kekamarku aja yah?" sambil dia menuntun aku ke kamarnya.

Pas dia buka pintu, aku sangat kaget yang luar bisa aku melihat ada cewek cantik bugil sekali sedang mendesah keenakan, dia sedang mansturbasi, meremas-remas payudaranya sendiri terus menusuk-nusuk vaginanya dengan tangan kanannya. Tiba dia berkata,

"Hey.. Win.. Ko..? Lama banget sih datangnya?"
"Maaf Linda sayang, aku tadi ke rumah temanku Desy (Desy ini teman baikku, aku juga heran kenapa dia enggak ada dirumahnya, apa ini mungkin sudah rencananya kali, gumamku dalam hati)"
"Ooo begituu..?," kata Linda (Linda ini adalah teman lesbinya Mbak Wina).
"Gimana kita mulai saja yah..?," kata Mbak Wina, pada Linda yang rasanya ingin banget vaginanya dijilat.

Terus aku yang dari tadi diam hanya dapat menelan ludah, dengan nafasku yang tersenggal-senggal, apalagi di depan mataku sendiri Mbak Wina ikut-ikutan telanjang pula sampai tak sehelai benang pun melekatanya ditubuhnya. Makin cepat detak jantungku bergetar saking nafsu lihat cewek cantik bugil lagi lesbian, ditambah adik kecilku juga ikutan bangun dan rasanya ingin ikutan keluar dari celanaku untuk melihat pemandangan yang wowww..!!indah dan enak dipandang mata.

Lalu mereka berdua bercumbu, saling memadu kasih, saling cium, dan saling meremas.

"Ooohh.. Begini yah.. Cewek lesbi lagi bercinta walaupun pernah kulihat di VCD porno tapi kali ini benar-benar melihat secara langsung," dalam hatiku bicara.
"Kak Wina kita 69-an yukk.. ," kata Linda.
Tanpa ba.. Bi.. Bu.. Be.. Bo.. Langsung aja mereka berdua merubah posisi, saling memakan vaginanya masing-masing.
"Ooohh.. Mmhh.. Aahh.. Ttruus.. Kaakk.. Yang.. Dalam.. Jilat.. Kritorisku.. Ennaakk.. Sekalii..," suara erangan Linda.
Aku sunguh sangat terpesona melihat mereka berdua bergulat, aku akui memang Mbak Wina itu sudah mahir dan pandai sekali memainkan lidahnya.
"Mmhh.. Aahh.. Ooohh.. Yyess.. terus.. Donngg.. Linn.. Kamuu.. Harus banyaakk.. Berlatih.. Yang mantap jilatnya.. Yaa..?"
"Iyah kakk..?" timpal Linda.

"Kak sudah dong ahh.. Rasanya vagina Linda sudah kepengen banget nih dimasukin penisnya Mas Dewa.. En.. Kak..? Tuh.. Dewaa.. Dari tadi penisnya sudah ngaceng banget.. Kayaknya Kak Wina, penis Dewa ingin masuk deh ama vagina-vagina kita, enggak apa-apa kan kak..?" tanya Linda ke Mbak Wina sambil dia memohon agar ia diizinkan dirinya untuk dientot vaginanya.

Sebenarnya Kak Wina sangat keberatan sekali keinginan teman lesbinya itu, tapi apa daya, dia merenget minta dientot vaginanya oleh penisnya Mas Dewa, karena demi untuk keutuhan hubungan mereka maka Kak Wina pun mengizinkannya, lagian Kak Wina pun kelihatanya ingin juga vaginanya dimasukin penisku.

"Iyah.. Iyah.. Deh.. Kalau itu mau mu dan buat kamu senang dan puas, kaka juga akan ikut gembira," jawab Mbak Wina.
Lalu Linda bertanya lagi, "Kak sekali-sekali boleh dong yah..!! Kita ngerasain penis yang beneran?"
"Iyah nih..! Mbak juga kayaknya ingin banget penisnya Mas Dewa, kelihatannya enak banget," timpal Kak Wina.

Memang aku dari pertama lihat mereka, aku sudah bugil sekali sambil aku mengkocok-kocok penisku sendiri lihat mereja bedua bermain.

"Hey.. Dewaa.. Kesini dong sayang.. Bantu kakak yah cinta.. ," kata Mbak Wina merayuku, terus dia bertanya lagi, "Tadi kan kamu mau.. Bantuan kakak. Nah.. Sekarang saatnya.. Kamu penuhi janjimu cintaa.. Masukin tuhh.. penis kamu ke vaginanya Linda.. " kata Mbak Wina sambil membimbingku mendekati Linda.
"Iyah.. Yah..!!? Mbak Wina mempertegas agar aku benar-benar mau.
"Iyah nih Dewa cepet dong masukin penisnya," kata Linda yang ikutan bicara,

"Tapi Kak Wina dan Linda enggak marah kan ama aku," tanyaku.
"Ko..!!marah sih? Emangnya kamu salah apa ama kita-kita,"jawabnya.
"Aku.. kan ikutan main ama kalian terus aku masukin penisku, apa boleh itu?" tanyaku bertele-tele sambil aku juga meremas payudaranya Mbak Wina.
"Yah.. Boleh-boleh aja sih, kamu ngentotin vaginanya kita-kita, siapa yang larang kecuali kalau ceweknya menjalin hubungan cinta kasih(pacaran) ama laki-laki, itu tak boleh sebab dia sudah punya pasangan dan berarti dia sudah mengkhianati temannya, gituu..?" jawab Mbak Wina menerangkan secara singkat, tepat dan jelas.

Terus sambil kita ngobrol ama mereka, aku meraba-raba seluruh tubuh sexynya Mbak Wina sesekali aku mengelus-elus vaginanya yang sudah basah dan sedangkan Mbak Wina sendiri meremas-remas payudaranya Linda dan mengelus vaginanya Linda. Terus Linda bertanya,

"Mas Dewa kalau Mas bisa memuaskan kita berdua, vagina-vagina kita berdua ketagihan sama penisnya Mas Dewa, aku mau mengajak teman cewekku untuk ngentot sama Mas, asal aja Mas jangan mencoba menjalin hubungan (jadi sepasang kekasih) sama mereka, tapi kalau hanya ngentotin aja dan bikin puas nafsunya, kenapa tidak? Iyah.. Kan Kak Wina..?" tanya Linda ama Mbak Wina.
"Yup..!! Kamu benar sekali," jawab Mbak Wina tegas.

Maka mendengar Linda bicara begitu terus dipertegas oleh Mbak Wina, aku semakin bernafsu aja, aku terus mencium, menjilat, mengecup, mengelus tubuh mereka berdua, karena aku ingin mereka benar-benar puas dan orgasme berjali-kali. Dan tibalah saatnya yang aku nanti-nantikan, aku mencoba memasukkan penisku ke vagina meraka berdua, yang pertama aku masukin vaginanya Linda, sebab dari tadi dia yang paling ingin vaginanya dientotin.

Sambil membuka kedua kakinya lebar-lebar lalu diangkat ke atas dengan dipegang oleh kedua tangannya, sehingga terlihat lobang kenikmatan surga yang sudah basah dari tadi menunggu penisku masuk. Sedang Mbak Wina sedang berciuman dengan Linda sambil meremas-remas payudaranya Linda. Kemudian aku mencoba memasukan penisku yang akhir.. Dengan lancarnya masuk juga penisku ini ke vaginanya.

"Bleess.. bless.. bleess.. awww.. ohh.. aahh.. mhh.. Yess.. ss.. uhh.." erangan Linda
"Dewa.. Puasin yah cinta.. vagina Linda, yahh.. Yah..?" sambil dia kelihatannya mendesah keenakan karena aku mulai mendorong penis keluar masuk lubang vaginanya.
"Ssshh.. Ooohh.. Aahh.. Eennakk Lliinn.. Daa.. Ccaayyangg..?" desahanku, akibat gesekan penisku sama vaginanya, yang ternyata masih seret juga.
"Dewaa.. Cepetin kocokkannyaa.. please.. Yang keras ngentotnyaa..?" ceracau Linda.
Yang akhirnya akibat aku dan Linda benar hebat goyangannya, aku merasa ada sesuatu yang maksa untuk keluar, tiba-tiba juga Linda, bicara..
"Ddewww.. Wwaa.. Aakkuu.. mau.. Keluar.. Nihh.. Masukin.. penisnya semuanyaa..?"
"Sama linn.. Aku juga mau keluar nih..?" timpalku.

Ternyata dia sudah enggak kuat lagi nahan dan.. Ccrrott.. Crrott.. Cccrroott.. Air kenikmatannya keluar..
"Aaarrhhgg.. Aarrgghh.. Aaarrgghh.. Uuuhh.. Eennaakk.. Ssaayyaanngg.. Penis.. Kkamuu..?" ceracaunya disaat dia mencapai pintu surga kenikmatannya.
Dan selang beberapa menit aku mau keluar..
"Aaarrghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Ohh.. Yyeeaahh.. Enak.. Enaakk.. vaginanya kamu Lindaa..?" dan aku keluarin didalam vaginanya yang ueennakk tenann.

Setelah beberapa menit aku ngentot lagi dan sekarang sasaran penisku adalah vaginanya Mbak Wina yang aku ingin banget masukin penisku ke dalam lobang vaginanya yang kayaknya enak sekali. Lalu kami bertiga mengambil posisi aku terlentang dan Mbak Wina mengulum, menjilat dan mengkocok penisku dengan mulutnya sementara Linda di belakang Mbak Wina sambil memakan dan memainkan vaginanya Mbak Wina dari belakang. Terus Kak Wina pun naik ke atas tubuh aku dan memasukkan penisku ke lobang vaginanya dan akhirnya tenggelamlah penisku ke lobang surga kenikmatannya.
Bless.. Bblleess.. Bblleess..

Dengan lancar penisku masuk kevaginanya. Lalu Kak Wina pun mengoyangkan pinggulnya, ke atas dan ke bawah atau memutarkan lobang vaginanya, sesekali juga dia mengocok vaginanya sambil berciuman dengan aku, aku juga enggak tinggal diam aku pegang pantatnya untuk bantu kocokkannya.

"Ooohh.. Aaahh.. Mmbakhh.. Eennakk.. teruss.. Dewaa.. Bantuu.. Mmbbaakk.. Ccintaa.. Puasin vagina kakak sayangg..?" ceracaunya.
Sementara Linda aku suruh duduk diatas kepalaku dan aku makan habis-habis vaginanya itu sambil tanganku juga meremas-remas payudaranya Kak Wina.
"Ttrruus.. Ttruuss.. Dewaa.. Makan.. Maakkaann.. vagina Lindaa.. ,"
"Oohh.. Jiilaatt.. Ampee.. Puuaass.. Aahh.. Ssshh.. Ooohh.. " desahan Linda terus diiringi juga ama desahan, erangan Kak Wina yang semakin gencarnya vaginanya memakan penisku.

Dan akhirnya aku ama Kak Wina orgasme secara bersamaan.
"Aaarrgg.. Aarghh.. Aaarrgghh.. Eeennakk.. Puaass.. vagina.. Kakakk.. DDewaa.."
Saat Kak Wina orgasme dan terjatuh di atas tubuhku.
"Sama Kak Wina, Linda, kalian berdua, baik sekali.. Terima kasih Kak..?" sambil aku membelai mereka berdua dengan penuh kasih sayang, kemesraan dan kelembutan. Terus mereka hampir secara bersamaan, "Sama Mas Dewa.. Kamu juga baik sekali.. Ama kita berdua.. Aku ama Kak Wina baru sekarang ngentot ama cowok yang penuh dengan kasih sayang, iyah kan kak..?" tanya Linda.
"Iyah sayang..?" timpal Kak Wina. Terus Mbak Wina pun ikut bicara,
"Sebenarnya kita berdua yang dibutuhkan bukan saja biologis, tapi hal paling penting adalah, rasa cinta, kasih sayang, kelembutan dan saling pengertian, dan kamu adalah orang yang telah kita berdua idam-idamkan, karena selain kamu dapat melayani biologis, kamu juga pandai sekali memberikan kepuasan lainnya yang sangat penting sekali, aku sangat banyak berterima kasih ama kamu Dewa..?
"Iyah sama-sama Kak," jawabku.

Dan terakhir aku lakukan sekali lagi sama mereka berdua dengan cara, aku sedang ngentot vaginanya Linda. Lalu Kak Wina ambil dildo, penis dari plastik.. Yang diikat sebelumnya sama pinggang aku, jadi dipantat aku dipasang lagi semacam penis lalu Mbak Wina pun memasukkan ke dalam lobang vaginanya.
"Bleess.. Bleess..!?"

Lalu menggenjotnya bersama, pasti pembaca dapat membayangkannya posisiku waktu itu, aku dihimpit diantara dua wanita yang baik hati dan cantik, terus aku geser tubuhku kesamping dan masih dalam posisiku sambil menggenjot vagina Linda, biar Kak Wina bisa ngentot sambil berciuman sama Linda. Saling meremas, menjilat, mencium dengan penuh cinta kasih mereka berdua. Akhiranya kami bertiga lemas setelah pertarungan hebat tersebut.

"Makasih yah Dewa kamu mau ngentotin vagina aku dan Linda," kata Kak Wina.
"Aku juga sama kak, Kapan-kapan kalau kakak mau penisku lagi, call aku aja," tanyaku
"Iyah deh cayang, enak yah kalau penis yang benerannya daripada dildo".
"Iyah aku juga sama, makasih banyak," kata Linda sama berbicara.
"Nah Linda kita sekarang selain kita lesbi kita juga bisek, yah kapan-kapan boleh kan ngerasin penis beneran, yah kalau enggak ada yah dildo lagi deh..,"
"Tapi enggak senikmat penis yang beneran loh!!," timpalku..
"Iyah sih," jawab mereka berdua hampir bersamaan..
"Tenang aja Dewa, kalau kamu ingin vagina cewek lainnya, ntar aku kenalin deh ama teman cewekku lagi, itu juga kalau teman kakak mau? Barangkali mereka mau ama penis kamu, dan kalau kita atau teman cewek lesbiku bosan dengan dildo, aku pinjam yah penis kamu, buat muasin vagina-vagina kami semua..," kata Mbak Wina.
"Yuup..!! "jawabku
"Aku mau, Aduh kalian memang baik sekali," timpalku.
"Tapi maaf!! Yah Mas Dewa, kamu jangan sekali-sekali menggoda mereka, karena mereka sudah mempunyai pasangannya masing-masing, oke!!," kata Mbak Wina.
"Oke Mbak..?" jawabku tegas.

Maaf!! Kalau ada dari para pembaca cewek, yang sama cewek lesbi hubungi aku cepat, jangan khawatir rahasia sangat aku jamin dan aku jaga? Karena aku punya teman cewek lesbi yang baru? Gimana mau enggak? Oh yah bagi cewek-cewek/Mbak-Mbak/tante-tante yang ingin vaginanya dijilatin sama aku, boleh juga, entar aku kasih cara menjilat vagina yang baik dan benar serta tidak salah sasaran.

Dan kalau mau vagina kalian ingin dimasukin penisku, aku akan melayaninya demi memuaskan kalian semua dan buat senang serta ketagihan vaginanya. Salam kenal saja sama penulis ceweknya dari aku Dewa. Kutunggu email dari para pembaca khususnya para cewek jika benar serius ingin ngerasain pelayananku. Dan aku akan berusaha untuk dapat memuaskan vagina vagina kalian semuanya. Oke!! thanks banget yah yang telah menghubungiku...END

Friday, August 23, 2019

Bercinta Dengan Anakku, Ketika Dalam Pengaruh Narkoba

Bercinta Dengan Anakku, Ketika Dalam Pengaruh Narkoba


PEDANGSEX - Namaku Tini, usia 49 tahun, saat ini aku tinggal di kota Cirebon. Tetangga kiri kananku mengenalku dengan sebutan bu Haji. Ya, di blok komplek rumahku ini, hanya aku dan suami yang sudah naik Haji. Suamiku sudah pensiun dari Departemen Luar Negeri. Kini ia aktif berkegiatan di masjid Al Baroq dekat rumah.

Aku pun aktif sebagai ketua pengajian di komplek rumahku ini. Tetangga kami melihat keluargaku adalah keluarga harmonis. Namun mereka bertanya-tanya, mengapa anakku masih kecil, masih berusia satu tahun, padahal aku sudah berusia hampir 50 tahun. Aku bilang saja, yah, maklum, rejeki datang lagi pas usia saya senja begini, mau diapakan lagi, tidak boleh kita tolak, harus kita syukuri.

Sebenarnya aku punya anak lagi, anakku yang sulung, laki-laki, dan saat ini mungkin ia sudah berusia 26 tahun. Namanya Roni. Sebelum kelahiran anakku yang masih bayi ini, Roni adalah anak tunggal. Sampai akhirnya aku usir dia dari rumah ini dua tahun yang lalu. Dan sampai detik ini, suamiku, Beny, atau orang akrab memanggil dia Pak Haji Beny atau Pak Ustad, ia belum tahu alasan mengapa Roni meninggalkan rumah sejak dua tahun yang lalu itu, jika suamiku bertanya padaku, aku terpaksa berbohong, bilang tidak tahu dan pura-pura kebingungan. Walaupun aku tahu, karena akulah yang mengusir Roni dari rumah tanpa sepengetahuan suamiku.

Cerita sedih ini berawal ketika Roni yang selama 15 tahun kami tinggalkan hidup dengan Neneknya di Cirebon, akhirnya kumpul bersama dengan kami layaknya keluarga. Bisa aku tinggalkan selama 15 tahun karena aku dan suami harus tinggal di Belanda. Saat aku dan suami ke Belanda, Roni baru berusia delepan tahun, ibuku (nenek Roni) tidak ingin jauh dari Roni, beliau mungkin takut Roni akan terbawa arus kehidupan eropa dan lupa adat indonesia. Jadilah Roni tinggal di Cirebon bersama ibuku, lalu aku dan suami tinggal di Eropa.

Lima belas tahun kemudian, aku dan suami pulang ke tanah air, sebelum pulang aku dan suami menyempatkan diri untuk naik haji. Setelah pulang menunaikan haji, aku dan suami pulang ke tanah air dan pergi ke Cirebon. Tak kusangka anakku sudah besar, ya Roni telah berusia 23 tahun. Kami lihat ia tumbuh menjadi anak yang sangat soleh, santun dan lemah lembut.

Aku sangat berterima kasih dengan ibu waktu itu, telah membuat Roni tetap menjadi anak yang baik dan rajin beribadah. Beberapa bulan setelah kami berkumpul bersama, ibuku (nenek Roni) meninggal. Kami sedih sekali waktu itu.Setelah itu kami hidup sekeluarga bertiga.
Kehidupan keluarga kami sangat sakinah mawadah dan rohmah. Aku bangga sekali punya anak Roni. Ia rajin ke mesjid dan mengaji. Hal itu membuat aku dan suami selalu merasa bahagia. Seakan-akan kami awet muda rasanya.

Kebahagiaan ini juga mempengaruhi kemesraan aku dan suami sebagai suami istri. Walaupun kami sudah tua, tapi kami masih rutin melakukan hubungan pasutri meski hanya satu minggu sekali. Sampai suatu hari, suamiku mendapat tugas dari untuk dinas selama tiga bulan di Qatar. Suamiku mengajak kami berdua (aku dan Roni anakku) namun Roni yang sudah kerasan tinggal di Cirebon menolak ikut, akupun karena tidak mau lagi jauh dengan anakku menolak ikut. Akhirnya hanya suamiku sendiri saja yang pergi.

Hari-hari tanpa suamiku, hanya aku dan anakku tinggal di rumah kami. Aku sibuk sebagai ketua pengajian ibu-ibu dan memberikan ceramah kecil-kecilan setiap ada arisan di komplek rumahku ini. Roni aktif sebagai remaja masjid di masji Baroq dekat rumah. Terkadang karena aku sudah berusia hampir 50, aku mudah merasa capek setelah berkegiatan.

Suatu siang aku merasa sangat capek, sehabis pulang memberikan ceramah ibu-ibu di masjid. Aku pun langsung tertidur. Saat aku tengah-tengah enaknya merasa nyaman dengan kasurku, aku seperti merasa ada sesuatu yang membuat paha, pinggang dan daerah dadaku geli dan gatal. Setengah sadar dan tidak sadar, aku lihat Roni sedang berada di dekatku. Sambil setengah ngantuk aku berkata, “Kenapa Ron? Mama capek nih…”

“Ga, ma, Roni tahu, makanya Roni pijetin, udah mama tidur aja”, balas Roni.
Aku senang mendengarnya, senang pula punya anak yang tumbuh dewasa dan baik seperti Roni. Oh terima kasih Tuhan.

Lama kelamaan, aku mengalami hari yang sangat aneh, terutama setiap malam saat aku tidur. Aku merasa, ada sesuatu yang menggelitik daerah sensitifku, terutama daerah selangkanganku. Enak sekali rasanya, oh apakah ini setengah mimpi yang timbul akibat hasratku sebagai seorang istri yang butuh kehangatan suami. Ya, aku yakin karena aku ditinggal suami saat aku lagi merasa kembali muda dan penuh gairah, makanya aku sering sekali mimpi basah setiap malam.

Mimpi yang rasanya sadar tidak sadar, kenikmatannya seperti nyata. Ya, aku menjadi senang tidur malam, karena ingin cepat-cepat mimpi basah lagi. Aku menduga ini adalah rejeki dari Tuhan, agar gairahku sebagai istri tetap terjaga, dan kebutuhan biologisku tetap tersalurkan walaupun hanya diberi mimpi basah sama Tuhan. Oh… nikmat sekali. Aku membayangkan suamiku, Beny, yang berhubungan denganku, oh nikmat sekali.

Dan karena seringnya dikasih mimpi basah oleh Tuhan, setiap pagi aku bangun aku merasa kemaluanku selalu basah kuyup sampai celana dalamku basah total. Yah, jadinya aku punya kebiasaan baru selalu mandi wajib setiap pagi. Yang aku takuntukan hanya satu, takut saat aku mimpi basah, aku mengigau dan takut suara mendesahku terdengar anakku Roni. Tapi saat aku liat dari gelagatnya sehari-hari, nampaknya ia tidak tahu.

Sampai tiga bulan lamanya, hampir tiap malam aku selalu mimpi basah, aku jadi heran. Apa penyebabnya dari nutrisi yang kumakan atau kuminum sehari-hari ya? Hmm, mungkin saja. Soalnya aku punya kebiasaan minum teh hijau sebelum tidu. Kata dokterku itu baik untuk orang setua aku, apalagi biar selalu sehat menjelang usia setengah abad. Akhirnya aku coba meminum teh hijau, saat pagi hari, malamnya kucoba tidak minum.

Malam harinya, saat aku tidur, ditengah asyiknya tidurku, dan gelapnya lampu kamarku. Aku merasa perasaan mimpi basah mulai datang kembali, yah, mmh, rasanya ada yang menggelitik kemaluanku, sesuatu yang lembut, oh, bergerak-gerak. Selangkanganku pun ikut tergelitik hingga aku merasa ada sesuatu yang membuat basah kemaluan dan selangkanganku.

Lalu berbarengan dengan rasa sensasi pada daerah kemaluanku, sesuatu yang lebut bergerak-gerak menyentuh buah dadaku, bergantian, pertama yang kiri lalu yang kanan, kemudian.. Aw!.. Ada rasa hisapan yang lembut hangat namun kuat pada puting buah dadaku yang sebelah kanan. Oh enak sekali, terima kasih Tuhan, jantungku mulai berdegup kencang, ini rasanya seperi nyata, yah! Tiba-tiba aku merasa tertindih oleh seuatu, hisapan kenikmatan juga tidak berhenti.

Lalu ada sesuatu yang menusuk masuk ke liang kemaluanku saat itu aku setengah sadar terbangun, dan aneh, rasa ini masih kurasakan, setengah sadar aku jelas sekali ternyata memang ada sesuatu yang menindihku, sekilas aku masih membayangkan ini suamiku, berikut terdengar dari sesuatu itu suara perlahan yang serak, “ooohgh… Oogghh…”

Siapa ini?! Astaghfirullah!! Saat aku tersadar penuh dan mataku terbelalak. Dalam keremangan gelapnya kamar aku sadar bahwa seseorang telah menindihku dan menyetubuhiku!! Lebih kaget lagi saat aku mendengar suara seseorang yang menindihku itu berkata, “Maaah… Ayo ma… oughhgh… Uhhh… mamahhh…”
Langsung kudorong dia kuat-kuat!

“Roni!! Kurang ajar!!! ASTAGHFIRULLAAH!!”
Roni langsung berlari keluar kamar, aku pun langsung mengejar sambil menangis penuh amarah.
“Roni!!”, bentakku.
“Maafin Roni Ma! Roni ga tahan!”, Roni pun menangis takut.

Aku tak kuasa bingung menghadapi perasaan ini, antara kalut, marah, benci, jijik, sedih dan takut. Hingga terucap kata-kata yang langsung keluar dari muluntuku, “Keluar dari rumah ini!!! Kamu bukan anak mama!!! Setan kamu! Binatang kamu ya!”
Roni keluar rumah berlari. Aku duduk lemas menangis. Jadi, selama tiga bulan ini, baru aku sadari, mimpi basah itu bukan hanya sekedar mimpi.
Semua mimpi itu nyata. Anakku!? Anakku sendiri yang melakukan ini padaku?!!

Selama dua, tiga minggu aku tidak keluar rumah, bahkan semenjak kejadian itu aku jatuh sakit. Sampai saat itu aku masih tidak habis pikir dan belum lupa kejadian itu, dalam benakku terbesit, ya Tuhan, selama ini anakku telah menodai aku, aku ibunya, selama ini anakku yang selalu rajin beribadah ternyata adalah setan yang mengumbar nafsunya pada tubuhku yang mulai renta ini… Dosa apa hamba, ya Tuhan!?

Saat aku menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Roni, tanpa alamat jelas, ia berkata meminta maaf pada ku, ia mengakui bahwa ia sudah mulai tertarik secara seksual denganku sejak aku bertemu lagi dengannya, ia bilang aku cantik dan menarik, ia mengaku telah memberi obat tidur pada teh hijau yang selalu aku minum tiap malam agar aku teler dan tidak sadar saat ia memperkosaku… Pantas saja! Pantas ia selalu bermuka manis menyiapkan teh hijau tanpa kuminta terlebih dahulu. Ternyata selama ini anakku adalah Iblis laknat yang merusak semuanya. Roni pun berkata pada akhir suratnya, bahwa ia tidak lagi akan pulang ke rumah, ia malu dan merasa bersalah.

Membaca surat itu, aku merasa benci sekali! Ya, “Kamu bukan anakku!”, Kurobek dan kubakar surat itu.
Sebulan kemudian, tepat saat dua minggu sebelum suamiku pulang, aku merasa pusing dan mual. Ya Tuhan, masa sih aku hamil!? Tidak! Ini tidak mungkin!! Aku pun memastikan dengan membeli dan menggunakan tes kehamilan, berdebar-debar aku melihat hasilnya. ASTAGHFIRULLAH! Aku positif hamil! Tidak! Aku menggandung anak dari anakku sendiri!

Aku pun lemas dan sempat sedikit pingsan. Aku menangis tiada henti-hentinya. Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Apa yang akan tetangga bilang jika tahu aku ini seorang bu Haji yang hamil hasil hubunganku dengan anak kandungku sendiri? Apa yang akan terjadi! Apa lebih baik aku mati saja!! Tidak aku tidak mau mati! Itu dosa!
Agen Judi Poker Online Terbaik
Lalu, saat suamiku pulang, aku tutupi semuanya yang telah terjadi selama tiga bulan ini. Aku pura-pura menangis karena Roni belum pulang-pulang sudah dua minggu. Lalu aku dan suami sempat lapor ke polisi. Di tengah-tengah itu, aku juga pura-pura merasa kangen dengan kedatangan suamiku dan mengajaknya melakukan hubungan suami istri sesering dari biasanya. Suamiku heran, namun ia maklum, ya yang pikirnya, biasanya aku dan dia berhubungan seminggu sekali, ini tidak melakukannya dalam tiga bulan lamanya. Sudah pasti wajar jika aku selalu minta berhubungan terus.

Dua minggu setelahnya, aku mengaku hamil. Suamiku kaget, loh, khan menggunakan kondom? Kok bisa. Aku bilang saja, mungkin saja jebol. Khan wajar karena kondom tidak akurat 100%. Suamiku pun mengangguk setuju. Cuma ia hanya khawatir apakah aku tidak apa-apa umur segini hamil lagi. Akupun meyakinkan dia tidak apa-apa, walaupun hatiku meringis dan menangis karena mengingat bayi ini hasil hubunganku dengan anakku. Tidak! Anakku yang memperkosa aku!!!

“Ma”, sapaan suamiku menyadarkan aku dari lamunanku tentang masa lalu. Aku lihat suamiku sudah siap berangkat ke masjid.
“Ma, aku pergi ke masjid dulu ya, mama biar jaga si kecil yah”, pamitnya.
“Iya pa”, jawabku.
Ya, si kecil ini telah lahir ke dunia. Saat ini ia berada di pangkuanku. Kuperhatikan wajahnya. Mirip sekali dengan Roni, anakku… Oh bukan… Ayah dari anakku...END

Monday, August 19, 2019

Pembantu Montok Yang Menghipnotisku

Pembantu Montok Yang Menghipnotisku


PEDANG BERITA - Aku sedang melamun sendiri dikamar, istri dan anakku sejak kemarin pulang ke kampungnya di Jawa. Aku sendiri malas keluar, walaupun hari ini kantor libur hari sabtu. Tiba-tiba saja kudengar pintu kamarku diketok oleh orang.

" Pak , permisi, Siti mau cuci kamar mandi bapak" terdengar suara pembantuku
" Yah Masuk aja " jawabku
Siti pembantuku pun masuk sambil membawa ember kecil dan yang membuat saya kaget, dia hanya memakai handuk besar yang membungkus dadanya yang besar dan pantatnya yang bahenol.
" Waduh, pake handuk aja ti" kataku sambil menelan liur karena menyaksikan pemandangan yang membangkitkan adekku.

" Iya pak, biar ngak basah baju Siti " jawabnya sambil tersenyum manis dan lirikan matanya yang genit menuju adekku yang hanya di bungkus celana dalam saja.
Kurang lebih 15 menit kudengar suara air yang disiram ke dinding kamar mandi
Wah berarti dia sudah selesai mencuci kamar mandi, akupun cepat-cepat mencopot
celana dalamku, dan langsung kutarik pintu geser kamar mandiku yang memang tidak pakai konci.

" Eh ,pak, " Siti terkejut, ketika melihat aku masuk dalam keadaan bugil, dia segera jongkok dengan keadaan telanjang bulat, sambil menutupi susunya dan menghadap kedinding kamar mandi membelakangiku.
Tapi tetap aja terlihat pantatnya yang bahenol, terlihat mengkilap , hitam, karena sekujur tubuhnya basah kena air ketika mencuci kamar mandi.
Akupun langsung mendekati closet sambil mengacungkan adekku
" Iya Ti, bapak mau kencing nih , udah ngak tahan , kamu sih lama banget cucinya"
Aku sambil pura-pura, mau kencing, tapi boro-boro mau keluar airnya, namanya juga
adek lagi bediri , mana mau keluar kencingnya, mana mata sambil terus melihat kearah Siti yang telanjang bulat sambil jongkok.
" Udah Ti, ngak usah malu, ngak ada orang kok, cuma kita, Bapak aja ngak malu"
Kulihat dia mulai berani mengintip kearah adekku, dia kaget melihat adekku yang sengaja kuacung-acungkan.
" Ti, tolong minta air dong , untuk cuci ini adek bapak " kataku, sambil menyodorkan adekku kuhadapannya.
Dengan takut- takut dan malu, tangan satunya mengambil shower dan tangan satunya tetap menutupi susunya.
" Ayo dong sekalian dicuciin" kataku

Diapun mulai berdiri, dan menyirami adekku dengan shower, sambil matanya terus melihat adekku yang sudah tegang, Adekku ukurannya panjangnya sih biasa saja sekitar 15 cm,tapi gemuk banget , sudah banyak wanita yang kaget dengan ukuran diameter dan bentuk kepalanya yang membesar seperti pukulan gong.
" Ayo jangan cuma di siram, ambil itu sabun sekalian disabunin dong "
Kulihat dia agak kagok, tapi diambilnya juga sabun cair, dan dia mulai menyabuni
adekku .
" Ahhhh,,, enak Ti, Cucinya yang bersih Ti "
" Yah pak." jawabnya sambil terus tertunduk dan menatap adekku.
Sekarang dia juga dalam keadaan telanjang bulat, tidakbisa lagi menutupi susunya , karena kedua tangannya sibuk menyabuni dan menyirami adekku.
Susunya kelihatan benar besar ,masih bulat sekali dan keras sekali dengan pentil yang masih kecil tapi kelihatan sudah berdiri. sedang memeknya kelihatan berupa garis, karena bulunya sudah tidak ada, mungkin dia sering mencukurnya, tapi terlihat jelas bekas bulu yang baru dicukur, makin membuatku nafsu.

Tangankupun mulai memegang susunya dan mengelusnya sambil berkata
" TI, Susu kamu bagus yah. masih montok banget"
" Pak Siti malu pak"
" Ahhhh... . pak......jangan pak...."
Tanganku memelintir pentilnya yang keras, dan tangan satunya sibuk memutar -mutar
susu yang satunya.
" Auwww pak......pakk...."
Dia mulai mendesah, dan pegangannya ke adekku bukan hanya mengelus lagi,tapi mulai meremas dengan kencang.
Mulutkupun mulai bergerilya menciumi susunya dan mulai lidahku mebelit-belit pentil susunya, pelan tanganku yang satunya turun meluncur kearah memeknya.
Jariku menemukan bibir memeknya yang udah licin, bibirnya tipis, aku, mulai mengorek-orek memeknya dan mencari-cari kelentitnya.
" Auuu pak...geli pakk....,Siti geli pak "
Aku terus menjilati pentilnya dan tanganku, menemukan kelentitnya yang cukup besar, terasa sebesar biji kacang tanah, keras, licin dan enak sekali dimaenin dengan tangan.
" Pakkkkkk...Auuuuu...ZZZZZZ. pak Siti...........ngak tahan pak"
Tangannya sudah dengan kasar menggosoj adekku dan sampai kebijinya diperas dengan keras, sampai aku agak terasa sakit.
" Pakkkk....ampun ....pak...Siti....enak.pakkk" desahnya, terus menerus.
" Pelan kuangkat sebelah kakinya , kusandarkan kakinya yang satu di atas bak mandi, lalu lulutku mulai turun kebawah mencari lubang memeknya.
Kujilati bibir memeknya, dan sambil lidahku masuk menjelajahi lubang memeknya yang terasa masih kecil sekali. Lalu lidahku mulai menjilati dan mengulum biji kelentitnya yang sebesar kacang tanah, dan terasa keras serta licin sekali karena air nikmatnya yang banyak keluar.

" Aduhhhhhhhhh...........pak.......Siti ngak tahan pakkkkkkkkkk"
" Auuuuuu......pakk Ampun pak.........Siti enak banget pakkkkk, Memek Siti diapain pak....... Auuuuuuuuuu "
" Memang belum pernah diginiin Ti"
" Belummmmpakkkk....enak ....banget pakkk."
" Auuuuuuzzzzzzzzzzz...... enak pakkkkkkkkkkk"
" Yuk kita keranjang Ti ." sambil keseret kekamarku
Langsung kurebahkan dia diranjangku. langsung kuserbu susunya kujilati dan kugigit
gigit kecil pentilya,
" Pakkkkk....... enak pak.....UZZZzzzz...."
Lidahkupun mulai meluncur kebawah, mulai kujilati bibir memeknya, kutarik dengan bibirku , pelan kubuka memeknya yang hitam, sesuai dengan kulitnya yang hitam manis, bibir memeknya pun hitam dengan bekas bulu yang dickur, makin membuat aku nafsu, pelan kubuka memeknya, terlihatlah dalam memeknya yang berwarna merah tua segar dengan keadaan basah sekali, sangat kontras dan menarik dengan warna bibir memeknya yang hitam , ,kujilati dalam memenya, dan terlihat kelentitnya yang menonjol dengan menantang merah dan licin sekali, langsung kujilati dan kukulum biji kelentitnya.
" Pakkkkkkkkkkk.....aduh pak.....enak......ohhhhhhhhh..ohhhhhh"
Siti menggerakkan memeknya mendekati bibirku, terasa agak asin cairan yang keluar dari memenya, aku suka sekali melihat biji kelentitnya yang keras dan licin, terus kukulum, sehingga dia terus teriak dan mengangkat memeknya tinggi-tinggi
" Aduh pak...ampun pak.....Siti ngak tahan pak...Ngentotin Siti pak"
Akupun berputat dalam posisi 69, dia dengan segera menarik adekku dan langsung dengan rakus mengulum batangnya, lalu turun kebijinya, kedua bijiku disedotnya, bukan main rasanya.
" auuuuuuuu enak ti, terus ti......"

Aku terus menjilati dan menggigit biji kelentitnya, sambil menyedot cairanyang keluar,
tiba-tiba kepalaku dikepitnya dengan keras, dan terasa adekku disedot dan digigit dengankeras oleh Siti,
" Pakkkkkkk....Siti keluar pak.......Aya u........uuuuu "
Dijepitnya dengan keras kepalaku , lalu ia lemas dan kakinya mulai terbuka lagi.
" Aduh pak, enak banget pak, Siti belum pernah diginiin sampe keluar"
"Emang kamu udah sering Ti, " selidikku
" Ngak pak , Siti baru pernah sekali dientot sama pacar dikampung, eh abis dientot di takut Siti Hamil, jadi dia lari dari kampung.
Aku mulai menjilati lagi, memeknya yang semakin merah dalamnya, dan aku
menggigit kecil kelentitnya.
" Aduh..pak....kok..jadi enak lagi yah.."
" Siti rasanya mau enak lagi nih pak"
Setelah puas kujilati semua lubang dalam memeknya, aku pun berputar dan mulai menindih tubuhnya. Pelan kugesek kepala kontolku ke bibir memeknya,
" Auiuuuu,,,,,,pak,,,,,kok,,,enak lagi yah.....aduh pa kkkk"
Pelan kucoba memasukkan adekku kedalam memeknya , sulit sekali sebab lubangnya masih kecil sekali.
" Auu pak...pelan..pak...sakit....****** bapak gede banget..."
" emang ****** pacarmu kecil Ti"
" Kecil pak, punya bapak gede banget apalagi kepalanya segede tinju Siti"
" Bisa-bisa sobek memek Siti pak...."
Pelan kudoron adekku memasuki memeknya, terasa pedih karena sempit
" Auuuu pak,,,sakit pakk,,,,,pelan pelan pak"
Pelan-pelan kepala kontolku berhasil masuk sebatas kepalanya.
Dia sudah menjerit-jerit kesakitan dan keenakan.
" Aduh pakkk....sakir,,,,enak....sakit...pak tapi enak:"
"Gimana mau diterusin ngak Ti, katanya sakit"
" Terus pak biarin , mau jebol juga ngak apa yang penting enak"
katanya sambil memelukku dengan erat.
Dengan tiba-tiba kudorong semua kontolku kedalam memeknya.
" Auuuuuuuuuuuu. poakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk"

Kudiamkan kontolku masuk kedalam memeknya terasa mentok sampai rahimnya
Siti juga terdiam, matanya melotot, sambil menggigit bibir bawahnya,
Aku senang sekali melihat gadis yang melotot ketika kontolku mentok masuk kememeknya.
" Pakkkkkkk.....sakit,,,,tapi enak banget pak, ****** bapak gede banget, sampe penuh memek Siti.
pelan mulai kugenjot keluar masuk memeknya,
" Auusss...sekarang enak banget pakkkkk..au....pakkkk"
Matanya tetap melotot setiap kali kepala kontolku masuk mentok ke memeknya
" Au.....Auu.....Au...." setiap kali kugenjot memeknya Siti terus mengoce dan teriak
Aku senang sekali dengan cewe yang berisik ketika di entot.
Lalu kuputar kaki satunya sehingga keatas, lalu dengan posisi miring kutusuk lagi memeknya.
" Aduh..........pakkk.......auuuu"
Siti lebih menjerit dan melotot lagi, karena kontolku makin masuk kedalam mentok.
" Pak ....k Siti udah ngak tahan mau keluar"
" Sebentar Ti, Bapak juga..........aaaaaa"
Kupercepat genjotanku dengan cepat sekali
" Au--...au...auu......au........................ pakkkkkkkkkkkk"
Siti mengejang dan terasa memeknya memijit dengan keras kontolku, seakan kontolku diperas. lalu akupun merasa sudah mau keluar, dengan hentakan terakhir
kutekan keras memeknya sambil menyemburkan maniku kememeknya.
" Auuuuuuuuuuuutiiiiiiiiiiii. bapak keluarrrrrrrrrrrrrrr"
" Siti juga pakkkkkkkkkkkkkAZZZZZZZZZZzzzzzzzzzzzzz"
Lalu saya pun terjatuh diatas badanya.lemas, tapi enak banget,
Memang memek hitam dan merah dalamya enak banget,legit dan empot ayam lagi...END

Sunday, August 18, 2019

Gairah Seks Sherly Dosen Kampus

Gairah Seks Sherly Dosen Kampus


PEDANGSEX - Sebut saja nama dosenku Sherly, orangnya lumayan cantik, umurnya berkisar 40 tahun

Kulitnya putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tingginya sekitar 167 cm, bodynya bagus banget, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada yang menggemaskan, setelah kejadian tersebut kuketahui 36B ukurannya, pokoknya ‘tokcer’ dech. Aku biasanya memanggil dosenku ini dengan sebutan “Ibu”, Ia dosen tetap di Universitasku, bidangnya Kalkulus (untuk mahasiswa teknik pasti tahu).

Aku senang belajar dengannya, ia pandai sekali dan paham sekali bagaimana mengajar yang baik dan ia sangat disiplin terhadap mahasiswanya. Saat awal-awal kuliah, tidak ada yang spesial yang terjadi antara aku dengannya, yach biasa saja, layaknya mahasiswa yang lain, tapi tanpa kusadari Bu Erly selalu memperhatikanku (kuketahui setelah ini). Tapi setelah menjelang ujian tengah semester aku mulai curiga dengan gerak-gerik dan perhatiannya padaku. Kalau tidak salah waktu itu aku datang agak telat sehingga pelajaran untuk sesaat berhenti. Bu Erly memperhatikanku, aku dapat bangku di urutan paling depan (yah, biasanya bangku paling depan selalu paling akhir diisi).

Sejenak kupikir ia melihatku terlalu lama karena aku datang telat, tapi setelah pelajaran mulai ia selalu melirik kepadaku, dan aku sadar sekali tentang hal itu dan aku menjadi risih karena hampir setiap 3 menit ia selalu melirikku, dan aku lebih risih lagi ketika ia melirik bagian selangkanganku yang waktu itu aku memakai celana yang agak ketat, sehingga bagian selangkanganku kelihatan menggelembung (mungkin penisku kebesaran ya menurut Bu Erly).

Aku waktu itu make baju jungkis dan di luarnya ku pakai kemeja, aku berusaha menutupi bagian selangkanganku dengan kemeja yang kupakai sebagai jaket. Karena sering melirik maka ia mengajar pelajaran jadi sering salah, ini terbukti dengan perkatannya, “Kok saya sering salah yah” hal ini dikatakannya setelah ia berbuat kesalahan untuk kesekian kalinya.

Dalam hatiku berkata, makanya jangan melirik yang tidak-tidak dong. Hal itu berlangsung hingga 3 kali pertemuan, dan juga ia sepertinya lebih mendekatkan diri padaku, tapi aku tetap jaga image antara aku dengan dosen tentu aku berusaha sebaik mungkin padanya walau aku bertanya-tanya dalam hati apa ia tidak puas sama suaminya. Hingga ujian tengah semester berlalu, aku tahu ujianku banyak yang betul dan aku tahu nilaiku bisa berkisar antara A atau B.

Tapi saat itu ia memanggilku ke ruangannya sehabis usai kuliah

“Gilang.. Nanti kamu ikut saya ke ruangan saya!”

“Baik, Bu.. Tapi ada apa yah?” jawabku ingin tahu.

“Tidak ada apa-apa, saya ingin minta tolong pada kamu satu hal” jawabnya dengan penuh senyum di bibirnya yang mungil. Aku bertanya-tanya dalam hati ada apakah gerangan, sekilas terpikir olehku ia akan mengajakku melakukan.. Tapi kubuang pikiranku itu jauh-jauh takut-takut nanti ia bisa mengerti pikiran orang lagi.

Aku mengikutinya dari belakang menuju ruangnya yang terletak cukup jauh dari keramaian mahasiswa. Dalam perjalan ke sana aku berusaha untuk tetap untuk tidak negatif thinking, dengan cara berbicara dengannya apa saja tentu berhubungan dengan kuliah yang diberikannya tadi karena memang aku agak kurang paham karena pikiranku terbelah-belah. Sesampai di ruangnya ia duduk di kursinya dan aku tetap berdiri karena memang kebetulan di situ hanya ada satu kursi, dan aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.

“Ada apa yah Bu, sehingga saya harus ikut Ibu ke ruangan Ibu..?”

“Begini, kemarin Ibu sudah membuat semua daftar nilai hasil ujian MID semua mahasiswa yang kuliah dengan Ibu, tapi daftar tersebut tanpa sengaja hilang entah kemana..” jelasnya.

“Jadi.. Bu..?” tanyaku tidak sabaran.

“Jadi Ibu pengen minta tolong sama kamu untuk membantu Ibu untuk membuat daftar itu lagi, kalau Ibu sendiri yang membuatnya harus makan waktu 2 malam, karena harus teliti..” jelasnya lagi. “Gimana, dengan hasil ujian saya Bu..?” tanyaku lagi untuk menyakinkan hasil dengan prakiraanku. “Karena itulah Ibu minta tolong sama kamu, kamu dapat nilai A untuk ujian ini, jadi Ibu pikir kamu sanggup membantu Ibu” pintanya dengan sedikit nada memohon.

“Kapan Bu..?” tanyaku singkat karena aku bangga dengan hasil ujianku yang baru kuketahui.

“Kamu tidak kemana-mana kan malam ini..?”

“Tidak..” balasku singkat.

“Malam ini aja yah, kamu tau kan alamat ini?!” seraya ia sambil menyodorkan alamatnya.

Tanpa sengaja kertas itu jatuh. Aku mengambil kertas itu dengan membungkukkan badan, ia pun berniat menggambilnya, posisiku dengannya dekat sekali bahkan aku bisa mencium bau parfumnya yang menggairahkan.

“Maaf Bu..” ucapku padanya.

“Tidak apa kok, Lang” Bibirnya kecilnya sembari memberi senyuman yang memikat. Aku bahkan bisa mencium nafasnya yang harum.

Jam 8:00 malam aku berniat menepati janjiku pada dosenku yang satu ini. Aku mandi, dan berdandan dengan rapi, dan tanpa menunggu lagi ku-stater Civic Wonder-ku ke alamat yang tadi kusimpan. Tanpa kesulitan aku sampai alamat yang dituju karena memang aku sudah hafal keadaan kotaku. Rumahnya besar sekali dengan 2 lantai, dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, di sisi bagian kanan belakang dapat kuterka ada kolam renang, berarti menandakan ia orang yang cukup kaya. Aku masuk dengan pagar yang dibukakan oleh satpam jaga dan langsung tanpa mengetuk pintu ia keluar dan menyuruhku masuk.

Aku tertegun dengan kedaannya, ia memakai gaun tidur berwarna kuning muda, yang tipis dan panjangnya, hanya sampai lutut. Rambutnya yang sebahu di biarkan tergerai, aku terdiam beberapa saat. Betapa cantiknya dia malam itu, maupun dengan keadaan rumahnya, ruangan tamunya tertata dengan rapi, baik perabotannya maupun kedaan sofanya yang kelihatannya berharga jutaan rupiah, maupun furniture lainnya.

“Hayo, masuk..! Lagi mikirin apa sih?” tegurnya membuyarkan lamunanku.

“Ah.. Tidak apa kok Bu..” ucapku sekenanya. Aku melangkah masuk dan duduk di ruangan tengah karena ia menyuruhku untuk mengikutinya di ruangan itu.

“Mau minum apa Lang?” tanya pemilik bibir manis ini.

“Apa aja dech Bu asal jangan es teh aja Bu..” Masalahnya saat itu hujan mulai turun dengan lebat saat aku masuk ke rumah mewah ini.

“Coklat panas, mungkin bagus yah buat kamu..” tanyanya.

“Iya dech Bu, coklat panas aja..” Karena aku memang suka sekali coklat. Setelah berbincang sebentar, aku menanyakan pekerjaan yang akan kubantu. Tapi bagus juga untuk menghilangkan kekakuan antara kami. 

Dan aku jadi tahu kalau suaminya seorang pengusaha mebel dan furniture antik dan sekarang sedang berada di luar negeri untuk mengembangkan usahanya di sana, anaknya ada 2 orang yang besar sekarang sedang kuliah di Jerman sekarang sudah tahun ketiga, dan yang kecil cewek masih SMU dan lebih sering menginap di rumah neneknya karena memang rumah neneknya dekat dengan sekolahnya. 

Dan di rumah itu sekarang hanya aku dan dia, sedangkan pembantunya, suami istri tinggal tidak jauh dari rumah mewah ini dan datang dari pagi hingga sore.

Satpam 1 orang dan akan tetap berada di posnya hingga pagi. Berarti hanya ada aku dan dia di rumah ini.

“Oh Yach, Bu, mana hasil ujiannya..” tanyaku setelah ngalor-ngidul kemana-mana.

“Oh iya, jadi kepanjangan ngomongnya,” seraya memberi senyuman dan tawa kecil. Ia memintaku untuk ikut ke ruangan kerjanya yang terletak di dalam kamar pribadinya, semula aku menolak karena tidak sopan masuk ke kamar seorang wanita yang suaminya tidak di rumah. Tapi karena sedikit paksaan aku mau juga. Kamarnya besar sekali art-nya begitu indah, dengan luas kira-kira 7 m x 5 m, bayangkan saja bathtub-nya terletak di dalam kamar dengan gaya Romawi, sedangkan meja kerja terletak di seberangnya 2 kursi dan di dalamnya dilengkapi televisi layar datar 60 inci, dan elektronik lainnya.

Aku duduk di kursi kerjanya dan tiba-tiba ia merangkulku.

“Lang.. Sebenarnya tidak ada yang namanya daftar nilai, daftar nilai hanya ada jika udah ujian semester” katanya begitu lembut hingga hampir seperti berbisik di telingaku. Aku bingung, masih belum hilang bengongku ia berbisik di telingaku dan mencium telingaku.

“Lang.. Bantu Ibu ya, puaskan Ibu..”

“Tidak mungkin Bu..” aku setengah menolak tapi tidak mencegahnya untuk membuka kancing kemejaku satu persatu.

“Kamu mengerti kan, keadaan seorang istri yang sering ditinggal lama oleh suaminya,” kata Ibu Erly setengah memohon. Detik berikutnya aku berdiri dan membiarkan dia melucuti satu persatu pakaianku dan sampai aku telanjang bulat, matanya tak berkedip manatap kemaluanku yang over size, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 4 cm.

“Bu.. Jangan cuma dilihat dong Bu..” kataku sedikit bercanda.

“Punyamu besar sekali, mungkin tidak masuk semua ke dalam vagina Ibu..” balasnya dengan nafas sedikit memburu menandakan ia terangsang dan betul-betul bernafsu.

Kemudian aku mendekatinya dan mencium bibirnya dengan lembut serta melumat bibirnya yang kecil, bahkan lidah kami saling memilin, tangan kiri menggosok tengkuk dan pundaknya sedangkan tangan kananku meremas buah dada indah milik orang yang sebelumnya ku hormati, putingnya kuputar dengan lembut walau masih diluar gaun sutra yang lembut ini. Lain halnya dengan tangan Bu Erly, tangan kanannya mengocok-ngocok kemaluanku yang tadi sudah sedikit tegang, dan tangan kirinya berusaha melepaskan ikatan gaun tidurnya. 

Aku pun membantunya melepaskan gaun tidurnya itu, dan ia langsung bugil, ternyata tanpa menggunakan BH, ia juga tidak menggunakan celana dalam, (oh yah aku belum melihat bentuk vaginannya, karena bibir kami masih saling melumat). Aku meneruskan aksiku ini, bahkan sekarang tangan kiriku meremas payudara kanannya dan tangan kananku meremas pantatnya yang aduhai (bahenol), bibirku menghisap bibir bawahnya, air ludah kami bercampur terasa manis dan lidahku berusaha masuk ke dalam bibirnya.

Setelah puas berpagutan, aku mulai turun ke lehernya yang jenjang dan terus ke tengah-tengah buah dadanya yang padat berisi yang sedikit sudah turun, aku mendorongnya hingga ia bersandar pada dinding. Lidahku kemudian menghisap-hisap puting payudaranya dengan kuat, ia merintih keenakan. “Oh.. Ohhmm.. Enak sayang..!” desahannya menambah semangatku untuk menghisap lebih kuat. Bahkan seluruh payudaranya kujilati dan kucupang dengan kuat, sehingga ia tambah kuat merintih. “Ahh.. Ahhm ohh..” Aku semangkin menggila, puas dengan yang kiri kuganti dengan yang kanan hingga meninggalkan bekas yang memerah. 

Aku begitu gemas dengan benda kenyal yang semakin mengeras itu, makanya kukeluarkan jurusku yang pernah kubaca di buku-buku tentang cara membuat pasangan lebih terangsang, tapi untuk pengalamannya baru ini yang pertama. Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras desahannya. “Ahh.. Aahh.. Ohmm.. Enak sayang yahh di situ.. Ohmm..” Tidak puas dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi.

Kemudian aku kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah kulihat di blue film. Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati anusnya tanpa merasa jijik.“Kaammu.. Suukaa kaan.. Saayyaanng.. Oh ennakh sekaallii lidah kamu..” desahannya semakin kuat. Mungkin kalau ruangan itu tidak kedap suara pasti sampai kedengaran hingga ruang tengah. “Yah.. Bu.. Aku akan menjilati sampai Ibu puas..” ucapku sesaat melepaskan jilatanku dan kembali menjilati anusnya, aku mengangkat kaki Bu Erly ke atas dan kembali menjilati anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka. 

Tanpa membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.

“Ah.. Ahh.. Langg.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yahh..” ujarnya di tengah desahannya semakin menjadi yang menambah semangatku. Aku menyukai vaginanya, habis cairannya terasa sedikit asin dan enak, mungkin gurih bagiku. Aku tak peduli dengan permintaannya, lidahku semakin terus menjilati kemaluannya dan jari tengahku keluar masuk di lubang anusnya, sampai akhirnya.

“Ahh.. Ohmm.. Ibuu, maauu keluuaarr saayaanng..” dan.. “Croott.. Creett.. Croot..” Tubuh Bu Erly mengejang dan kaku dan kemudian lemas setelah mengalami orgasme yang hebat, lidahku kubiarkan di dalam dan terasa otot vaginanya menjepit dan meremas lidahku. 

Terbayang olehku pasti enak sekali jika batang kemaluanku yang ada di dalam liang kemaluannya ini. Lima menit kemudian kujilati dan kubersihkan kemaluannya dengan lidah, cairan maninya kujilati dan kutelan semua, habis rasanya enak dan aku suka sekali. 

Ia kembali terangsang dan aku kemudian berbisik kepadanya untuk pindah di tempat tidur. Aku menggendongnya dan menghempaskannya di tempat tidur, kakinya kubiarkan terjuntai ke bawah dan aku kembali mengangkang kakinya lebar-lebar dan kembali kujilati kemaluannya tapi lima menit kujilati ia duduk dan mendorong tubuhku.

“Sayang.. Sini Ibu pingin ngisep penismu..” katanya sembari memegang dan mengocok batang kemaluanku yang tegangnya sudah maksimal. Ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil. 

Pertama ia menjilati kepala kemaluanku, rasanya badanku terasa kesetrum keenakan, seluruh syarafku rasanya tegang, dan detik kemudian ia berusaha memasukkan kemaluanku yang over long dan over size ke dalam mulutnya pertama cuma kepala penisku saja yang masuk dan kemudian mili demi mili masuk ke dalam mulutnya, baru setengahnya ia sudah menariknya lagi dan menjilati lagi.

“Buu.. Kalau nggak bisa, tidak usah dimasukin semua Bu..” ujarku.

“Tidak..! Harus masuk semua sayang..” timpalnya kembali ia berusaha memasukan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. Baru sampai setengahnya aku menekan pantat ke depan, tanganku memegang kepala Bu Erly. “Ehk.. Akhh..” mulutnya tercekat tapi ia tak berusaha mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya, sudah 3/4 tinggal seperempat lagi dan akhirnya dengan usaha yang cukup lama kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya hingga ke pangkalnya. 

Terasa sedikit ngilu ketika giginya menyetuh kepala kemaluanku, dan terasa benar olehku kepala kemaluanku sampai di tenggorokannya. Bu Erly menatapku dengan bangga dan kemudian mengeluarkan dari mulutnya, dan setelah keluar ia menghisap dan mengocok serta mengeluar-masukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Ahh.. Ehh.. Eennaakkhh..” ujarku sambil memegang kepalanya seolah-olah aku sedang menyetubuhi mulutnya.

15 menit berlalu dengan posisi ini aku kemudian mengangkatnya, dan menelentangkannya di atas spring bed mewah ini dan mengangkangkan kakinya lebar-lebar dan mengarahkan kemaluanku ke lubang senggamanya, kugosokkan kemaluanku pada klistorisnya, ia mendesah keenakan.

“Oohh.. Ennakhh Sayang ayo musukkan sekarang..!” Aku mengambil posisi lurus dan menekankan pantatku secara perlahan dan ternyata sulit juga memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya, padahal kupikir pasti tidak terlalu sulit karena ia sudah melahirkan 2 orang anak dari lubang ini, tapi ternyata masih sangat sempit dan susah untuk dimasuki. Perlahan kumasukkan sedikit demi sedikit batang kemaluanku ke dalam lubang senggama yang kelihatannya sangat bersih dan lezat dijilati.

“Aahh.. Aoohh.. Terus.. Sayang..” rintihnya saat kemaluanku sudah masukkan 1/3 ke dalam lubang senggamanya dan aku kemudian menekan sedikit lebih kuat, ia memekik kesakitan.

“Auuwww.. Pelan Sayang.. Sakit..”

“Maaf Bu saya bernafsu sekali.” Aku kembali menekankan pantatku perlahan dan 2/3 sudah amblas di dalam vaginanya yang kempot ke dalam. Aku kembali menyentakkan pantatku dengan kuat dan ia kembali memekik kesakitan disertai lolongan panjang.

“Aaauuw.. Ahhwww..”

“Maaf Bu..” Aku menghentikan dan aku mengatakan bahwa bagaimana kalau istrihat saja dan berhenti saja dulu, tapi ia mencegahku dan malah ia menyuruhku untuk mengocoknya. Aku menurun-naikkan pantatku dengan tempo yang sangat lambat dan menekan kembali dengan sangat lambat, mungkin dengan begini otot vaginanya akan terbiasa menerima kemaluanku.

“Aahh.. Ehhtt.. Ohmm..” desahan Bu Erly semakin membuatku bernafsu, aku merasakan seluruh kamaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginanya. Nikmat sekali rasanya.

“Buu.. Ennakh.. Bu, punya Ibuu.. Semppiit sekaali Buu.. Ohmm..” Aku mendesah dengan kuatnya, aku mempercepat tempo goyangan pinggulku. Keluar masuk dan sepertinya vaginanya sudah mulai terbiasa dengan penisku yang semakin mengeras. Cairan pelicin vagina Bu Erly mengalir dengan derasnya sehingga menambah mudahnya pergesekan dinding vaginanya dengan batang kemaluanku, hingga berbunyi, “Belbb.. Clebb.. Bleeb.. Clebb.. ” Lima belas menit kemudian Bu Erly sepertinya sudah ngos-ngosan, ia mendekapku erat. 

Aku semakin bersemangat menaik-turunkan pantatku dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dengan kuat dan putingnya kutekan dengan kuat hingga keluar air yang berwarna putih dan ternyata itu air susu dan tanpa ampun aku menyedot puting berwarna coklat muda itu dengan kuat kuremas payudara itu dengan kuat, kedua-duanya tak luput dari hisapanku sehingga rangsangan pada Bu Erly semakin bertambah ini ditandai dengan desahan yang semakin kuat. Akhirnya 5 menit kemudian tubuh Bu Erly menegang dan ia memeluk dengan erat sekali dan ia berteriak. “Langg.. Benamkan yang dalam..” Tanpa ampun aku menusuknya dengan sangat sehingga terasa olehku pangkal rahimnya

“Akkuu.. Keluuaarr Langgg, oohhmm eenaakhh..” pekik Bu Erly dengan keras dan tubuhnya terasa bergetar hebat menandakan ia benar-benar mengalami orgasme yang hebat. “Croott.. Ccreett.. Crooeett..” Mani Bu Erly terasa sangat hangat dan banyak, mungkin sampai 7 kali semburan sehingga terasa vagina Bu Erly becek dan dipenuhi oleh maninya sendiri.

Aku membiarkan kemaluanku di dalam vaginanya beberapa saat, kubiarkan dosenku yang cantik ini menikmati orgamesnya sambil memilin payudaranya supaya ia merasa kesempurnaan dari orgasme. 10 menit aku membiarkan kemaluan yang masih tegar dan belum merasakan akan adanya tanda akan orgasme, dan kemudian Bu Erly yang bermandikan keringat dan begitu pun tubuhku berkata, “Lang.. Kamu hebat sekali, aku sudah 2 kali tapi kamu belum apa-apa..” Kemudian aku bangkit dan mencabut penisku yang terasa licin, kemudian kujilati lagi cairan vaginanya sampai bersih, yah hitung-hitung membangkitkan lagi nafsu si Dosen.

Aku mengambil posisi 69 dan kemudian setelah Bu Erly kembali bernafsu aku meminta untuk bertumpu pada tangan dan sikunya. Aku akan melakukan doggy style. Aku memasukkan kemaluan dari belakang dan ternyata tanpa sulit lagi kemaluanku amblas di dalam lubang kemaluannya. “Bless..” Kemudian aku kembali mengocok Bu Erly dengan penuh semangat, disertai desahan dan pekikan dari Bu Erly, begitu denganku berteriak dan mendesah dengan kuat. “Ahh.. Ohhmm.. Eennaakkhh.. Koccookk yang keenccang sayyaangg..” rintih Bu Erly. Aku menjilati lehernya dan tanpa hentinya meremas payudara yang mengeras dan pantatku maju mundur dengan sangat erotis dan beraturan.

12 menit kemudian Bu Erly kembali mengejang, dan mencapai puncaknya.“Ohhmm.. Akuu sampaii Lanngg.. Sayaanngg..” desahnya dengan tubuh mengejang kaku. Aku terus mengocoknya tanpa henti bahkan ruangan itu dipenuhi oleh bunyi buah pelir yang basah yang beradu dengan pahanya. “Plok.. Plookk..” Dan bunyi lubang senggama Bu Erly yang sedang beradu dengan batang kemaluanku. “Bleb.. Bleeb.. Cleeb..” Aku tidak peduli. “Oh sayaangg aku capek.. Tooloong berhentii sebbeentarr,” mohon Bu Erly.

Aku tahu pasti rasanya ngilu dan geli sekali. Tapi aku tidak peduli bahkan beberapa menit kemudian Bu Erly kembali mencapai orgasmenya yang keempat dan saat itu aku sudah merasakan aku sudah hampir keluar dan aku mempercepat goyangan pinggulku dan merubah posisiku dengan cara menidurkan Bu Erly dan mengangkat sebelah kakinya dan memasukkannya dari samping, dan 10 menit kemudian aku merasakan sesuatu yang sudah terkumpul di ujung kemuluanku akan meledak.“Aaahh.. Buu.. Aakuu ssammpaii..” rintihku sampai mendekapnya dengan sangat erat. “Buu kuu keluuarkan diimannaa.. Buu..” tanyaku dalam rintihan. “Dii.. Dalam aajaa sayaanng..” pintanya sambil mendekapku kuat. “Saayyaangg.. Iiibuu.. Juugaa sampaii ssaayyaanngg kitaa saammaa saajaa.. Oohhmm..” Tubuhku merasakan tegang dan kaku, begitupun Bu Erly yang orgasme yang kesekian kalinya, dan.. “Crreett.. Ccrrot.. Seerr..” Air maniku dan air mani Bu Erly keluar bersamaan, kemaluanku sampai ke dasar rahim Bu Erly. Rasanya penuh sekali dan otot Bu Erly semakin kuat menjepit kemaluanku.

15 menit aku terdiam menikmati sisa orgasmeku, begitu juga Bu Erly, kemudian masih dalam keadaan berpagutan Bu Erly memujiku. “Sayang, belum pernah Ibu merasakan orgasme sampai lima kali dalam satu ronde sebelumnya, tapi baru sekarang, kamu begitu hebat, kamu orang pertama bermain dengan Ibu selain suami, dan biasanya suami Ibu hanya mampu betahan cuma lima menit, padahal Ibu belum apa-apa..” “Bu, baru sekali ini aku bersetubuh Bu, Ibu yang mengambil keperjakaanku, rasanya enak sekali Bu..

Memek Ibu enak sekali sedotannya asyik” balasku pada Bu Erly. “Kemaluanmu besar sekali Sayang, padahal kemaluan suami Ibu 1/3-nya saja, mungkin tidak sampai, Ibu sempat berpikir apakah bisa masuk ke dalam punya Ibu dan rasanya manimu kental sekali Sayang, sampai sekarang rahim Ibu terasa hangat,” ujarnya. “Boleh tidak aku ulangi lagi..?” pintaku menatap matanya. “Tentu saja boleh Sayang, tapi izinkan dulu Ibu istirahat sebentar yahh..”

Aku hanya mengangguk kecil, dan dalam hitungan menit Bu Erly sudah terlelap, sedangkan aku setelah mencabut batang kemaluanku kupandangi tubuh Bu Erly dan aku berpikir dan seolah tak percaya aku telah bersetubuh dengan dosenku yang tadinya kuhormati.

Dua jam sudah Bu Erly terlelap dan ketika ia terbangun aku sedang asyik menjilati lubang senggamanya dan lubang anusnya. Jam waktu itu menunjukkan pukul 12:30 karena aku sempat melirik jam dinding. “Oh Sayang, kamu lagi cari apaan..?” tanyanya sedikit bercanda. “Cari Biji kerang, Bu,” balasku lagi dalam canda. Kemudian tanpa buang waktu kusuruh ia menungging, aku mau merasakan lubang anusnya.

Lalu kuarahkan kemaluanku yang telah mengacung keras ke lubang pantatnya itu. “Ahh, sayaangg jangan dii situu donng..” “Blebb..” Belum habis ia bicara, kudorong pantatku dengan kuat. “Akhh.. Ehheekk..” jeritnya. “Buu, saya inngin rasakan lubang pantat Ibu..” pintaku sedikit memohon.

“Pelan-pelan yahhh.. Sakit Langg..”Aku mengocok lubang anusnya dengan penuh semangat, kupikir Bu Erly tidak akan menikmatinya tetapi malahan ia malah cepat keluar dan bahkan lebih banyak dan lebih sering dari yang sebelumnya dan aku mengeluarkan spermaku di dalam anusnya hingga aku kecapaian dan tertidur dengan pulas, begitu pun dengan Bu Erly.

Paginya kami mengulangi lagi hingga puas, pukul 12:00 siang aku pulang karena ada kuliah nanti jam 14:00. Di kampus aku bertemu dengan Bu Erly, ia hanya melirikku dan memberikan senyuman sekilas.

Kulihat jalannya agak lain, agak sedikit terangkat, katanya masih sakit di bagian anusnya, habis memang aku memaksanya untuk bermain di situ dan ternyata lebih nikmat. Kata Bu Erly aku yang pertama mencicipi lubang pantatnya dan menelan maninya.

Sejak saat itu aku semakin sering bermain ke rumah Bu Erly, yahh untuk membantu Bu Erly menyelesaikan pekerjaannya (Hee.. Hee.. Hee..). Tentu asal Bu Erly tidak menolak, begitupun aku selain nilai Kalkulusku A+ aku juga dikasih uang yang cukup banyak setiap bermain dengan Bu Erly yang cantik. Bahkan ia berjanji mau menukar Civic tuaku dengan Escudo tahun tinggi.

Perlu pembaca ketahui kami tidak melakukan di kamar saja, tapi juga di bathtub, di ruang tengah, ruang tamu, garasi, di kolam renang (di saat malam), di kamar anak-anaknya dan di dalam mobil bahkan kami juga pernah melakukannya di dalam kelas dan aula di saat mahasiswa telah bubar semua. Huh.. Memang dasar rezeki nomplok...END

Saturday, August 17, 2019

Kakak Iparku Yang Butuh Kehangatan

Kakak Iparku Yang Butuh Kehangatan


PEDANGSEX - Sebut saja nama Niko, dulu semasa sekolah aku tinggal bersama dengan kakakku laki-lakiku yang bernama Fahmi dan istrinya yang bernama Jelita tapi orang orang sering memanggilnya dengan sebutan Lita. Aku disuruh ditinggal disana karena memang kampusku dekat dengan rumah mereka. Usiaku dengan kakakku selisih 5 tahun sedangkan kalau dengan Lita selisih 2 tahun lebih tua dariku.

Kakakku berkerja di kapal sehingga dia jarang di rumah. Lita kelihatan sangat kesepian akan hal itu. Kadang kuhibur dia dengan candaan-candaan yang sering aku ciptakan. Lama kelamaan aku dan Lita akrab sekali. Aku juga sering mengajaknya keluar jalan-jalan atau menonton bioskop untuk menghilangkan rasa sepinya. Bila sedang jalan berdua, banyak orang mengira kalau kami sepasang kekasih. Tentu itu sangat membuat aku senang jalan dengan dia. Apalagi Lita orangnya berwajah manis. Dia memiliki tinggi badan 161cm dan berat badan 50kg sangat ideal sekali. Ditambah dengan ukuran toketnya yang lumayan montok menambah seksi penampilannya.

Cerita Sex, Keesokan harinya sepulang dari kampus rumah kulihat dalam keadaan sepi. Dimanakah Lita? tanyaku dalam hati. Segera aku mengecek seluruh isi rumah. Begitu sampai di depan kamarnya kulihat dari celah pintu, ada cahaya TV dari dalam kamarnya. Aku langsung saja membuka pintu dengan pelan, untuk mengetahui apakah Lita ada di dalam kamar atau tidak. Alangkah kagetnya aku saat aku melihat adegan yang ada TV, rupanya Lita sedang melihat film bokep sambil melakukan masturbasi. Menyadari akan kehadiranku Lita langsung menegurku,

“Sedang ngapain kamu?”

“Maaf mbak…” sahutku. Aku langsung saja melangkah keluar kamar dan menutup pintunya kembali.

Akupun langsung masuk ke kamarku. Aku masih terbayang apa yang dilakukan Lita tadi di kamarnya. Aku membayangkan bagaimana dia melakukan masturbasi dengan sebelah tanganya meremas toketnya sendiri. Dan gairahku pun langsung muncul. Sesaat terlintas dalam pikiranku untuk melihat CD porno simpananku untuk menyalurkan hasrat birahi. Kukeluarkan batang penisku dan mulai mengocoknya sambil membayangkan apa yang dilakukan Lita di kamarnya tadi.

Lagi enak-enaknya berkhayal tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarku. Betapa kagetnya aku bahwa Lita telah masuk dalam kamarku dan melihat aku yang sedang mengocok batang penisku. Dia terlihat terdiam sejenak. Wajahnya terlihat tegang dan bingung. Aku yang melihat ekspresi wajahnya ikut-ikutan jadi bingung dan tegang.

“Maaf aku ganggu kamu ya…?” tanyanya memecah keheningan.

“Oh, gak kog mbak…ada apa ya mbak?” sahutku dengan tanganku yang masih memegang batang penisku.

“Cuma mau tanyam ngapain kamu tadi masuk kamarku?” tanyanya lagi.

“Oh tadi aku kira rumah gak ada orang, aku nyari kamu mbak” jawabku sambil memasukan batang penisku ke dalan celananku kembali.

“Kamu lagi nonton apa Nik?” tanya Lita sambil melihat kearah layar TVku.

“Itu nonton sama yang mbak tonton” jawabku. Terlihat Lita kembali terdiam.

“Oya mbak, aku boleh pinjem yang mbak tonton tadi?” tanyaku dengan malu.

“Boleh aja kog entar kita lihat disini sama-sama” jawabnya.

Mendengar jawabnya aku menjadi sangat kaget. Berani juga dia bilang gitu kataku dalam hati. Lita pun langsung mengampil CD yang dia tonton tadi di kamarnya. Tak lama kemudian dia kembali ke kamarku dan menyodorkankan CD tersebut.

“Nih CDnya, kamu stel gih” katanya.

“Baik mbak” jawabku singkat.

Cerita Dewasa, Adegan demi adegan di film tersebut telah kami lewati. Kami berdua sudah tak merasa canggung lagi. Aku merasakan ada rasa yang lain diantara kami. Selain hubungan kakak dan adik ipar aku merasakan ada hubungan yang lain lagi. Aku merasa kita berdua saling jatuh hati. Tapi aku sadar kalau Lita adalah istri dari kakakku sendiri. Tanpa sadar duduk kami berduapun semakin mendekat. Kami saling menatap mata dan kemudian bibir kami saling berciuman. Rupanya kami berdua sudah saling terangsang. Kami berciuman mengikuti iringan gairah dan birahi kami. Nafsu membuat kami terus berebutan air liur.

Sesaat kemudian kami berdua tersadar apa yang kita lakukan dan berhenti melakukannya. Mata kami tak sanggup bertatapan. Rasanya bingung, akhirnya kami duduk biasa lagi. Beberapa lama kami tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai rambut panjang Lita. Tampaknya dia menyukainya. Perlahan tanganku mengelus pundaknya. Sesaat kami

bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan manis. Wajah yang menyiratkan akan rindunya sentuhan dan kehangatan. Kurasakan isyarat dari Lita untuk berciuman lagi. Tanpa basa-basi lalu kulahap bibirnya, ahh…nikmat rasanya. Bibirnya terasa lembut di bibirku. Dada kami saling berhadapan. Sekilas kulihat buah dadanya yang besar. Lalu kupeluk Lita dengan maksud ingin menyentuh dan merasakan empuknya buah dadanya.

Perlahan tanganku mengelus-elus pahanya yang lembut dan halus. Sebagai penjajakan kuelus selangkangannya, tampaknya dia menikmatinya. Lita pun membalas elusanku dengan dia balik mengelus tanganku. Rupanya dia sangat menikmatinya. Tanpa berlama-lama aku segera meraba-raba daerah sensitifnya. Tapi sebelum tanganku sampai di klitorisnya, dia meraih tanganku dan mengarahkannya ke buah dadanya. Akupun lantas meremas dengan lembut buah dada itu dari luar baju yang di pakai. Tangan Lita pun tak mau diam, diam dia mulai mengelus penisku dari luar celana panjangku. Aku sangat menikmatinya.

Tak berapa lama aku lalu melepaskan tangan Lita dari elusanya. Aku segera melepas celana panjangku dan celana dalamku sehingga terlihat batang penisku yang sudah tegak berdiri. Kembali aku meraih tangan Lita dan kuarahkan lagi ke batang penisku dengan maksud agar dia kembali mengelusnya. Lita mengelus batang penisku dengan lembut dengan sesekali mengocoknya. Sesaat kemudian wajahnya didekatnya menuju batang penisku. Dia memulainya dengan menjilat kepala penisku. Aaahhh…nikmat sekali rasanya. Jilataannya sekarang berubah dengan kuluman. Lita mengulum habis penisku dan kadang dia menhisapnya sampai aku merasakan ngilu.

Sambil terus menikmati penisku, aku mencoba mengangkat kaos yang dia kenakan sehingga terlihat buah dada yang montok yang masih terbungkus BH. Kuraih kaitannya dan kulepas BHnya. Sekarang terlihat dengan jelas buah dada yang indah menggelantung bebas. Kuremas perlahan buah dada itu. Kupilin puting yang kenyal tersebut. Lalu aku mengangkat bahu Lita dan kemudian kulepaskan celana pendek dan celana dalamnya. Wooowww…terlihat memek yang indah yang sedikit ditumbuhi rambut kemaluan.

Tanpa menunggu lebih lama kemudian kubaringkan Lita dikasur yang ada di kamarku. Kuelus bibir memeknya yang sudah sangat basah.

“Aaahhhh…” Lita mendesah.

Perlahan jariku masuk ke lubang memeknya. Terdengar nafas Lita tak lagi beraturan.

Tak cukup hanya jariku yang bermain di memeknya, kini lidahku pun ikut bermain dengan klitorisnya. Tubuh Lita menggelinjang menahan nikmat.

“Cukup Niko…ayo sayang kita masukin sekarang aja aku sudah gak tahan…” pintanya.

Lita pun segera membuka lebar kedua pahanya. Lubang memeknya yang berwarna merah terlihat jelas olehku. Aku segera naik keatas tubuhnya dan mengarahkan batang penisku ke lubang memeknya. Perlahan kumasukkan dan akhirnya hilang

tertelan di lubang memek Lita.

“Sssthhh…aahhhh…” desahnya dengan dagunya yang perlahan terangkat dan telapak kakinya memeluk pinggulku.

Kugenjot perlahan memek itu, Lita membusungkan dadanya seakan tak kuat menahan kenikmatan genjotan penisku.

“Aaahhhh…Niko…genjot terus sayaaaang….” erangnya.

Beberapa lama kurasakan nikmatnya tubuh Lita. Kemudian kurasakan pinggul Lita bergerak sehingga mempercepat gesekan penisku dan dinding memeknya. Dia pun mendekap erat tubuhku. Kurasakan penisku didekap kuat oleh lubang memeknya. Rupanya dia telah mencapi klimaks kenikmatan.

Sesaat kemudian kulihat Lita mulai melemas pasrah. Melihat ini gairahku meningkat seakan tubuhnya santapanku. Nafsuku membuat penisku keluar masuk

dengan cepat.

Dan pada akhirnya,

“Crooot…crooott..crooottt…” Aku tak dapat menahan semburan spermaku.

Kusemprotkan seluruh spermaku ke dalam rahimnya. Kubiarkan penisku masih tertancap di lubang memeknya.

Aku belum puas menikmati tubuhnya. Aku masih menjilati dan mengulum putingnya. Dan beberapa

kali kami berciuman lagi. Sampai tenaga kami pulih, kami kembali melakukan persetubuhan terlarang ini sampai beberapa kali sampai kami tak kuat dan tidur kelelahan.

Esoknya setelah kami tersadar, kamipun mandi bersama. Tampaknya kami puas dengan kejadian kemarin. Rasa bersalah hilang karena rasakan ada kecocokan diantara kami, dan kami masih teruskan hubungan ini. Karena kakakku jarang di rumah kami sering berdua, tidur bersama dan mandi bersama dengan sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi rahasia kami berdua seterusnya. Sampai aku memiliki istri dan sama-sama mempunyai anak kami terus berhubungan....END

Friday, August 16, 2019

Paha Mulus Milik Mbak Santi Yang Sangat Menggoda

Paha Mulus Milik Mbak Santi Yang Sangat Menggoda


PEDANGSEX - Kisah nafsu birahi mbak santi memperbolehkan orang lain meraba paha & payudaranya yang kenyal dengan judul “ Menjadi Lupa Diri Ketika Tanganku Diperbolehkan Meraba Paha Mulus Mbak Santi ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks, selamat menikmati.

Kisah ini terjadi beberapa hari yg lalu, ini bermula saat aku sedang membantu sahabatku yg sedang melaksanakan persiapan pernikahannya di rumahnya. Lazimnya acara pernikahan pasti banyak orang yg turut membantu keluarga sahabatku itu, dari mulai tetangga sampai teman2 bermain sahabatku itu. Dari sekian banyak orang yg membantu itu ada salah seorang wanita yg menarik perhatianku.

Wanita ini memakai gaun pesta yg sangat anggun dan seksi, dia memakai gaun terusan warna ungu dengan belahan rok memanjang hingga sampai ke pertengahan pahanya. Bila dia berjalan pasti kulit mulus pahanya sekilas mengintip, membangkitkan gairah siapapun yg melihatnya, terutama aku sendiri. Wajahnya biasa saja tapi karena kulitnya putih mulus membuat gairahku bangkit, aku berkhayal seandainya aku bisa menyentuh kulit mulusnya itu aku pasti akan melakukan apapun yg diminta.

Aku berusaha mencari tahu siapa gerangan wanita itu. Rupanya dia adalah adik mamanya, umurnya kutaksir sekitar 30 thn-an dan dia telah mempunyai putra 2 orang. Suaminya tidak bisa hadir karena sedang mengurus bisnisnya di luar kota. Aku sering meliriknya terutama saat dia berjalan, putih pahanya menyilaukan mataku dan membangkitkan gairahku. Rupanya diam2 dia mengetahui kalau aku sering mencuri2 pandang terhadapnya.

Suatu saat aku terpergok dirinya saat aku sedang melirik ke belahan dadanya yg sedikit telihat dari luar gaunnya, sontan aku sangat malu dan takut seandainya dia marah lalu mengadukan perbuatanku itu pada keluarga sahabatku itu, duuh malunya aku seandainya dia lakukan itu. Tetapi rupanya dia tidak marah, malah justru tersenyum saat dia mengetahui aku sedang mencuri pandang ke arah bagian tubuhnya.

Bukan main senangnya hatiku saat mengetahui dia tidak marah karena kenakalan mataku, mudah2an ini pertanda baik bagiku, batinku berkata. Aku mencari cara agar aku bisa berdekatan lalu berkenalan dengannya, tapi karena keadaan yg serba sibuk saat itu membuatku tidak mempunyai kesempatan untuk mendekatinya.

Akhirnya kesempatan itu tiba saat aku diminta tolong oleh mamanya sahabatku untuk mengambilkan pesanan kue di toko langganan mamanya, dan yg membuat hatiku bersorak adalah kala mamanya menyuruh adiknya untuk mengantarku ke toko kue itu. Dengan menggunakan mobilnya kami berangkat hanya berdua, wah kesempatan emas nih, sorak batinku dalam hati.

Dalam mobil aku ingin memulai pembicaraan dan berkenalan dengannya tapi entah mengapa bibirku terasa kelu, aku jadi serba salah karena selama di mobil pahanya yg putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk belahan gaun dan posisi duduknya yg seakan2 sengaja membiarkan pahanya terbuka. Sesekali aku melirik ke arah pahanya dan tanpa terasa adikku perlahan mulai bangkit, ini membuatku jadi salah tingkah. Dia rupanya diam2 juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yg membuat belahan gaunnya semakin lebar terbuka, membuat pahanya semakin kian terlihat olehku.
“Hayo, tadi liatin apa waktu di rumah?” ucapnya memecahkan keheningan. Aku yg mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu tapi pura2 tidak mengerti apa maksud pertanyaanya itu.
“Kamu nggak usah bohong deh ama mbak, mbak tau kok tadi kamu ngelirik ke arah mbak terus, emang ada yg aneh ya..?” pancingnya kepadaku.
“Emm, nggak kok mbak, eh gimana ya mbak, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama mbak, takut mbak marah nanti” jawabku kikuk karena aku takut dia marah bila dia tau aku bernafsu oleh tubuhnya yg indah itu.

Dengan tertawa kecil dia mendesakku untuk mengatakannya, akhirnya dengan sedikit malu2 aku berterus terang bahwa aku suka melihat pahanya yg putih mulus itu. Selesai berkata begitu aku menjadi tambah gugup karena aku takut dia akan marah mendengar penjelasanku tadi. Tetapi dia hanya tertawa lalu tanpa kuduga sama sekali dia lalu berkata,
“Emang kamu belum pernah megang paha cewek, kalau kamu mau megang pahaku pegang aja tapi nggak boleh ngelantur megangnya ya..” katanya sambil tersenyum padaku.
“Bener nih mbak, mbak nggak marah..” jawabku memastikan ucapannya.

Dia tidak menjawab tapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku lalu meletakkannya di pahanya. Aku yg mendapat perlakuan seperti itu sontan menjadi lebih berani, kubelai pahanya dan kurasakan kulit mulusnya yg hangat menyentuh telapak tanganku. Kubelai2 pahanya dan sesekali kuremas gemas, lalu perlahan tanganku menelusup ke balik gaunnya merayap naik ke arah selangkangannya.

Saat ujung jariku menyentuh kain penutup bagian paling sensitifnya, kudengar lenguhan tertahannya. Aku semakin bersemangat, perlahan kutelusupkan jariku ke pinggiran kain berendanya lalu mulai mulai memasuki celana dalamnya. Aku dapat merasakan bulu2 halus di sekitar vaginanya, tonjolan yg ada di dalam celana dalamnya kurasakan semakin keras mengacung.

Aku menjadi semakin lupa diri, tapi saat jariku mulai menyentuh bibir vaginanya yg telah membasah, dia menahan tanganku lalu memberi isyarat keluar. Rupanya kami telah tiba di tujuan. Setelah merapikan gaunnya yg sedikit berantakan karena kenakalan tanganku tadi, kami beranjak keluar dari mobil lalu menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya.
Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku aku ingin mengulang kembali usahaku tadi yg sempat terhenti, tetapi dengan halus dia menolakku dan mengatakan nanti saja lain hari dia akan mengajakku ke rumahnya guna menuntaskan hasrat kami yg sempat tertunda hari ini. Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucium pipinya dengan penuh gairah. Dia hanya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus paha mulusnya dan tangannya sempat beberapa kali meremas kejantananku seakan tak sabar ingin menikmatinya.

Namanya Santi, dia mengaku sering merasa kesepian karena suaminya jarang berada di rumah, suaminya adalah seorang pebisnis sukses yg mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga dia lebih sering berada di luar rumah mengurus bisnisnya ketimbang istrinya yg seksi ini. Lalu kita saling bertukar nomer telepon dan dia berjanji akan menghubungiku nanti bila saatnya tepat.
Setelah kejadian itu aku selalu teringat akan dirinya dan berharap dia akan mengajakku main ke rumahnya lalu bercinta dengannya, aku tidak berani menghubunginya karena aku takut bila ada suaminya di rumahnya aku takut rencanaku bisa berantakan bila ketauan dengannya. Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap akan keluar mencari pekerjaan karena saat itu aku masih pengangguran.

Dia mengundangku untuk ke rumahnya, dia bilang anak2nya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampungnya kemarin menengok anaknya yg sakit. Saat ini dia sedang sendirian di rumah dan mengajakku memanfaatkan waktu yg ada bersama. Bukan main senangnya hatiku, dengan bergegas aku berpamitan pada orang tuaku, kukatakan aku akan pergi melamar kerja seperti biasanya.

Singkat cerita sampailah aku di alamat rumah yg diberikannya, dia tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Kulirik sesaat jam tanganku, jam 9 kurang, berarti ada waktu beberapa jam sebelum putra2nya pulang dari sekolah, pikirku. Kupencet bel rumahnya, lalu tak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yg kukenal tapi sosoknya tidak keluar rumah, yg menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya. Setelah mengunci pagar aku langsung bergegas masuk ke rumahnya.

Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsang. Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga sebagian pahanya dapat terlihat jelas olehku, dan yg paling membuatku bernafsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2 lagi di balik gaunnya itu. Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah merencanakan semua ini, batinku berkata.

Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibirnya adalah sasaran pertamaku. Kami berciuman dengan sangat panas, lidah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami. Tangannya erat merangkul pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku meremas bokongnya gemas.

Sekitar lima menit-an kami bercumbu dengan posisi itu sampai dia melepaskan pagutannya pada bibirku lalu menyeretku menuju kamarnya yg terletak di tengah. Setelah menutup dan mengunci pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempreteli bajuku satu persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.

“Wow gede banget kontolmu Lingga, mbak pengen banget ngerasain kontolmu ini..” katanya sambil meraih kontolku dan dengan cepat dikulumnya. Aku hanya mendesah lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kejantananku, kadang aku meringis nikmat saat lidahnya dengan lincah menggelitik ujung kontolku, membuat kejantananku semakin keras menegang.

Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berputar di kejantananku, menimbulkan sensasi nikmat yg sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15 menit dia mengulum kontolku, lalu dia berdiri dan mengulum bibirku, kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka kakinya lebar2. Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di depannya, kupandangi sejenak vaginanya sambil jariku meraba klitorisnya yg kulihat telah berdiri mengacung.

“Ayo sayang, jangan diliatin aja dong..cepet jilatin punya mbak, aku udah nggak tahan nih..” rintihnya memohon padaku untuk memulai aksiku sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah vaginanya. Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam klitorisnya dengan kedua bibirku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat aku lakukan itu.

“Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh” ucapannya terputus saat lidahku dengan gerakan cepat menyapu klitorisnya, kadang kutekan kepalaku ke arah vaginanya dan kutempelkan lidahku pada vaginanya rapat, lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi lidahku masih erat menempel di klitorisnya. Lenguhan dan erangannya semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya sudah sama2 memburu. Vaginanya semakin basah, cairan dari dalam vaginanya bercampur dengan air ludahku membuat vaginanya berkilat tertimpa cahaya lampu.

“Udah sayang..masukkan kontolmu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh..” rintihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera memasuki tubuhnya. Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku.

Kugencarkan seranganku pada vaginanya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku, kedua pahanya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei. Diiringi jerit nikmat tubuhnya lalu menyentak liar tak terkendali, pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai, kedua kakinya lemah terbujur ke lantai. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka menggumamkan erangan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat orgasme pertamanya, pikirku senang.

Aku bergerak berdiri lalu kuangkat seluruh tubuhnya yg telah lunglai ke atas pembaringan, kemudian aku berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya yg penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibirnya tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat.
“Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pake kontolmu gede itu tapi malah pake bibirmu yg memble itu..” cibirnya seraya mencubit gemas pipiku.
“Tapi rasanya sama enak kan mbak” sahutku sambil meremas lembut dadanya.

Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, “Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa..” selidiknya sambil memasang muka masam.
“Aah nggak kok mbak, aku cuma sering nonton film BF, jadi aku tau gimana cara muasin cewek” balasku menangkis tudingannya.
“Udah nggak apa2 kok, mbak malah senang kamu udah pinter, kan mbak nggak perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang mbak mau ngerasain kontolmu itu sayang..” sahutnya sambil tangannya meremas kontolku yg masih tegang dengan gemas.

Mendengar ucapannya itu aku langsung mencium dadanya, kuciumi kedua payudaranya dengan lembut tapi puting susunya sengaja aku tidak lumat, hanya aku sentuh dan gesek dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan ujung hidungku pada puting susunya yg mulai mengeras. Dia hanya merintih geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku menerkam puting susunya yg sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut putingnya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir puting susunya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu.

Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda birahinya mulai beranjak naik lagi. Tanganku bergerak meremas dadanya yg sebelah kanan, lalu kupelintir puting susunya dengan dua jariku, perlahan kurasakan kedua puting susunya makin mengeras. Tangannya makin kuat meremas kontolku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas kontolku dengan agak kuat, kugeser pantatku sedikit agar remasannya pada kontolku bisa sedikit berkurang.

Puas bermain di dadanya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya, kuraba perutnya yg masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan lalu semakin turun ke bawah ke arah vaginanya. Kakinya semakin dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling sensitif di tubuhnya.

Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku menyentuh permukaan bibir vaginanya yg telah mulai membasah lagi. Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat2 puting susunya, perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.

“Kamu nakal..awas ya sekarang giliran kamu kubikin lemes..” ucapnya sambil memegang kontolku lalu diarahkannya ke arah vaginanya yg telah merekah basah. Setelah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan, erangan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kelamin kami mulai bersentuhan, nikmat sekali. Karena vaginanya telah sangat basah maka dengan mudah seluruh kontolku dapat masuk ke dalam vaginanya, lalu pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat.

Kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi penetrasi yg terjadi semakin dalam dirasakannya. Kontolku terasa dijepit oleh vaginanya, aku tidak menyangka walaupun dia pernah melahirkan sampai 2 kali ternyata vaginanya masih sangat nikmat, mampu menjepit dan memberikan gesekan nikmat pada kontolku.

Suara berkecipak akibat kelamin kami yg beradu ditambah suara rintihan dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin erotis. Kuremas kedua payudaranya yg bergelantungan di atas tubuhku, kupilin puting susunya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri. Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai dirasakannya, rintihan nikmatnya makin kuat terdengar.

“Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf..” rintihnya, tangannya kuat mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dadaku. Dibarengi teriakan nikmatnya lalu tubuhnya menegang kaku sesaat, kedua matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit kenikmatan. Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yg semakin kuat membuncah di kontolku seakan ingin meledak.

“Aah mbak..Santii..aku juga..aahh..” ucapku tersendat saat air maniku tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam vaginanya. Mendapat semprotan air maniku yg kuat di dalam vaginanya membuat dirinya orgasme untuk ketigakalinya. Saat orgasmenya yg ketiga dia melumat bibirku dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur dengan erangan nikmatku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa orgasme yg kami rasakan, kontolku masih tertancap kuat di dalam vaginanya.
Bibirku dan bibirnya saling melumat, dengan mata terpejam kami menikmati sensasi nikmat ini.

Staf Di Luar Dan Di Dalam Ranjang

Staf Di Luar Dan Di Dalam Ranjang PEDANGSEX  - “Ohhhhhh…ohhhh….ohhhh…enak sekali paaa…ohhh…ohhh…” Erangku karena merasa nikmat. Saat ...