Wednesday, October 23, 2019

Nikmat Yang Kudapatkan Dari Anak Kandungku

Nikmat Yang Kudapatkan Dari Anak Kandungku


PEDANG BERITA - Cerita Kebinalan Dari seorang Anak Kandungku Yang Sudah Memberi Gue Sebuah Rasa Nikmat Ga Tertahankan berawal dari gue memiliki seorang anak, gue ini mendapatkan vonis dokter bila saja rahimku bermasalah dan gak dianjurkan bila saja gue menambah anak lagi. Mendengar hal tersebut pasti saja membuat diriku menjadi sangat sedih dan gak karuan.

Dengan kondisi tersebut, suamiku juga meminta izin untuk dia akan menikah lagi dengan cewek lain sebab memang dirinya ingin sekali untuk bisa memiliki anak lagi. Hal ini karena dia ia lakukan ketika anakku masih saja berusia 1 tahun. Walaupun ini memang sangat berat, namun pada akhirnya ku izinkan suamiku untuk menikah lagi karena mengingat keterbatasan yang kumiliki sekarang ini sebagai seorang wanita normal.

Sejak gue menikah, dia memang sudah sangat jarang pulang ke rumah. Paling dia pulang kerumah hanya sekali dalam seminggu. Sekarang ini juga seusai umur anakku yang sudah 15 tahun, suamiku justru gak pernah pulang lagi ke rumah. Dia pun telah memiliki 4 orang anak, tepatnya dua anak dari istri mudanya dan dua anak lagi dari istrinya yang ketiga.

Gue memang mesti merasa puas, karena sudah memiliki tiga buah toko yang memang di serahkan atas namaku dan juga sebuah mobil beserta sebuah taksi selain sedikit deposito yang ku terus tabung untuk biaya kuliah anakku Bagas nanti.

Bagas sendiri memang gak perduli lagi dengan ayahnya. Malah, jika saja ayahnya pulang ke rumah, kelihatan Bagas ga bersahabat dengannya. Gue pun ga bisa berbuat apa-apa. Semoga saja Bagas ga berdosa pada ayahnya.

Setiap malam gue selalu mengeloni Bagas biar tubuhku gak kedinginan ditiup oleh suasana dingin AC di kamar tidurku. Bagas pun kalau kedinginan, justru merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Bagas memang anak yang sangat begitu manja dan gue juga sangat menyayanginya.

Memang Itu Sudah menjadi kebiasaanku, bila saat aku tertidur Cuma akan memakai daster mini tanpa menggunakan sehelai kain pun di balik daster miniku. Gue yang memang sangat menikmati tidurku dengan udara dinginnya AC Dengan timpa selimut tebal yang lebar. Nikmat sekali rasanya tidur memeluk anak semata wayangku, Bagas. Kusalurkan belai kasih sayangku kepadanya. Memang Cuma padanya yang gue sayangi.

Sudah beberapa kali gue yang merasakan buah dadaku diisap-isap oleh Bagas. Gue pun mengelus-elus kepala Bagas dengan kelembutan dan kasih sayang. Namun kali ini, gak seperti biasanya.

Hisapan tepat pada pentil payudaraku, terasa demikian indahnya. Terlebih sebelah tangan Bagas mengelus-elus bulu vaginaku. Oh… nikmat sekali. gue pun hanya diam membiarkannya. Toh dia hanya anakku juga. Biarlah, biar tidurnya membuahkan mimpi yang lebih indah.

Namun ketika Kucabut pentil payudaraku dari mulut Bagas, dia langsung mendesah.

“Maaaaaa…” 

Gue pun ganti pentil payudaraku dan memasukkan yang lain ke dalam mulutnya. Selalu begitu, sampai akhirnya mulutnya terlepas dari payudaraku dan gue menyelimutinya dan kami tertidur pulas. Malam ini, gue justru sangat bernafsu sekali. Gue yang sangat ingin di puaskan.

Ah… Mampukah Bagas menyetubuhiku. Memang sebenarnya Usia dia baru 15 tahun. Masih SMP. Mampukah. Pertanyaan itu pun yang selalu muncul Di dalam batinku.

Keesokan paginya, ketika Bagas pergi ke sekolah, Gue membongkar lemari yang telah sangat lama ga kurapikan. Di lemari pakaian Bagas tersebut yang ada di kamarnya (walau dia ga pernah meniduri kamarnya itu) gue melihat beberapa keping CD. Ketika itu gue putar, ternyata semua nya itu adalah film-film porno dengan beberapa jenis posisi. Dadaku pun langsung gemuruh.

Apakah anakku telah mengerti seks? Apakah dia telah mencobanya dengan perempuan lain? Atau dengan pelacur kah? Haruskah gue menanyakan ini pada anakku? Apakah jiwanya gak terganggu, jika saja gue mempertanyakannya? Dalam hatiku berpikir, kusimpulkan, sebaiknya kubiarkan saja dulu dan gue akan menyelidikinya dengan secara sebaik mungkin dengan cara tertutup.

Setelah Bagas mengerjakan semua PR-nya (Disekolah Bagas memang seorang anak yang pintar), dia menaiki tempat tidur dan memasuki selimutku. Dia cium pipi kiri dan pipi kananku sembari membisikkan ucapan selamat malam dan selalu kubalas dengan ucapan yang sama.

Tapibilague yang sudah tertidur, biasanya gue ga menjawabnya. Malam itu pun Dadaku gemuruh, apakah malam ini gue harus mempertanyakan CD porno itu. Akhirnya gue pun membiarkan saja. Dan gue kembali merasakan buah dadaku dikeluarkan dari balik dasterku yang mini dan tipis. Bagas mengisapnya secara perlahan-lahan.

Ah… kembali gue bernafsu lagi.

Terlebih kembali sebelah tangannya mengelus-elus bulu vaginaku. Sebuah jari-jarinya mulai mengelus klentitku. AKu merasakan kenikmatan. Kali ini, gue yakin Bagas gak tidur. Gue pun sangat merasakan dari nafasnya yang sudah memburu.

Gue pura pura diam saja. Sampai jarinya memasuki lubang vaginaku serta juga sudah mulai berani mempermainkan jarinya di sana dan tangan dia yang satu terus memainkan payudaraku. Ingin rasanya gue untuk mendesah, namun…!!!

Gue pun tahu, Bagas menurunkan celananya, sampai bagian bawah tubuhnya pun sekarang telah bertelanjang. Dengan sebelah kakinya, dia mengangkangkan kedua kakiku. Dan Bagas menaiki tubuhku dengan perlahan. Gue pun merasakan penisnya mengeras. Berkali-kali dia menusukkan penis itu ke dalam vaginaku. Bagas ternyata ga mengetahui, dimana lubang vagina.

Berkali-kali gagal. Gue pun kasihan padanya, sebab hampir saja dia putus asa. Tanpa Disadar, gue pun mengangkangkan kedua kakiku lebih lebar. Ketika itu penisnya menusuk bagian atas vaginaku, gue pun mengangkat pantatku dan perlahan penis itu memasuki ruang vaginaku. Bagas pun langsung menekannya. Vaginaku yang telah sangat basah, langsung menelan seluruh penisnya.

Nampaknya Bagas belum mampu mengatasi keseimbangan dirinya. Dia pun langsung menggenjotku dan mengisapi payudaraku. Kemudian!!!

*crooot…croot…croooootttt..*

Spermanya pun menyemprot di dalam vaginaku semua. Tubuhnya mengejang dan melemas beberapa saat kemudian. Perlahan Bagas pun mulai menuruni tubuhku. Gue disaat itu pun belum sampai… tapi gue ga mungkin berbuat apa-apa.

Besok malamnya, hal itu terjadi lagi. Terjadi lagi dan terjadi lagi. Setidaknya bisa sampai tiga kali dalam semingu. Bagas pun menjadi laki-laki yang sudah dewasa. Memang kamu ga sedikit pun kami menyinggung kejadian malam-malam itu. Kami Cuma berbicara mengenai hal-hal lain saja. Sampai suatu sore, gue benar-benar bernafsu sekali.

Ingin sekali disetubuhi. Ketika gue berpapasan dengan Bagas gue pun langsung mengelus penisnya dari luar celananya. Bagas membalas meremas pantatku. Gue dengan secepatnya ke kamar dan membuka semua pakaianku, Kemudian untuk merebahkan diri di atas tempat tidur yang sudah di tutupi selimut. Gue pun berharap, Bagas memasuki kamar tidurku. Belum sempat setelah gue berharap, Bagas pun sudah memasuki kamar tidurku.

Di naik ke kamar tidurku dan menyingkap selimutku. Melihat gue yang tertidur dengan telanjang bulat, Bagas langsung melepas semua pakaiannya. Sampai bugil. Bibirku dan payudaraku sasaran utamanya. Gue mengelus-elus kepalanya dan tubuhnya. Sampai akhirnya gue pun menyeret tubuhnya menaiki tubuhku. Kulebarkan saja kedua kakiku dan gue menuntun penisnya untuk bisa menembus vaginaku.

Nafsuku yang memang di saat itu sudah memuncak, membuat kedua kakiku melingkar pada pinggangnya. Mulutnya masih rakus mengisapi dan menggigit kecil pentil payudaraku. Hingga pada akhirnya, kami pun sama-sama menikmatinya dan melepas kenikmatan kami bersama. Seusai itu, kami juga sama-sama minum susu panas dan bercerita mengenai hal-hal lain, seakan apa yang baru kami lakukan, bukanlah menjadi suatu peristiwa.

Malamnya, seusai Bagas mengerjakan PR-nya dia mendatangiku yang sedang baca majalah wanita di sofa. Tatapan matanya, kumengerti apa maunya. Walau sore tadi kami baru saja melakukannya. Kutuntun dia duduk di lantai menghadapku. Setelah dia duduk, aku membuka dasterku dan mengarahkan wajahnya ke vaginaku. AKu berharap Bagas tau apa yang harus dia lakukan, setelah belajar dari CD pornonya.

Benar saja, lidah Bagas pun bermain di vaginaku. Gue terus membaca majalah, seperti gak ada terjadi apa-apa. Gue yang merasakan suatu nikmat yang sangat luar biasa sekali. Lidahnya terus menyedot-nyedot klentitku dan kedua tangannya mengelus-elus pinggangku. Sampa akhirnya gue menjepit kepalanya, karena gue akan segera merasakan orgasme. 

Bagas menghentikan jilatannya Dan gue melepaskan nikmatku. Lalu kedua kakiku kembali merenggang. Gue merasakan Bagas menjilati basahnya vaginaku. Setelah Dia puas, Bagas bangkit. Gue turun ke lantai. Kini Bagas yang membuka celananya dan menarik kepalaku biar mulutku merapat ke penisnya. Penis yang keras itu kujilati dengandiam. Bagas menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Kepalaku ditangkapnya dan dileus-elusnya.

Gue terus menjilatinya dan terus melahap penisnya, sampai spermanya memenuhi mulutku. Sampai akhirnya normal kembali dan kami duduk bersisian menyaksikan film lepas di TV. Seusai nonton film, Gue mengajaknya untuk tidur, sebab memang besok dia harus sekolah, dan gue harus memeriksa pembukuan toko.

“yuk tidur sayang,” kataku. Bagas bangkit dan menggamit tanganku, lalu kami tertidur pulas sampai pagi.

Siang itu, aku mendengar Bagas pulang sekolah dan dia minta makan. Kami sama-sama makan siang di meja makan. Usai makan siang, kami sama-sama mengangkat piring kotor dan sama-sama mencucinya di dapur. Bagas menceritakan guru baruya yang sangat disiplin dan terasa agak kejam. Gue mendengarkan semua keluhan dan cerita anakku.

Itu kebiasaanku, sampai akhirnya aku harus mengetahui siapa Bagas. Gue juga mulai menanyakan siapa pacarnya dan pernah pergi ke tempat pelacuran atau tidak. Sebenarnya Gue tahu Bagas ga pernah pacaran dan tidak pernah juga pergi kepelacuran dari diary-nya. Kami sama-sama menyusun piring dan melap piring sampai ke ring ke rak-nya, sembari kami pun terus bercerita.

Malam itu pun Angin sangat kencang sore menjelang mahgrib itu. Kami pun memesan dua gelas kopi susu panas dan membawanya ke dalam kamar. Seusai itu mengunci kamar, gue pun melapaskan semua pakaianku. Setelah gue yang sudah bertelanjang bulat, gue mulai untuk mendekati Bagas dan melepaskan semua pakaiannya.

Kulumasi seluruh penisnya dengan menggunakan lotion. Gue melumasi juga duburku dengan lotion. Di lantai gue menunggingkan tubuhku. Bagas pun mendatangiku. Kutuntun penisnya yang begitu cepat mengeras menusuk lubang duburku.

Memang baru ini Gue merasakan sekali saja dalam hidupku sejak baru menikah. Sakit sekali rasanya. Dari temanku Gue mengetahui, bila ingin main dari dubur, mesti menggunakan pelumas, katanya. Sekarang ini pun gue ingin praktekkan langsung dengan Bagas

Bagas mengarahkan ujung senjata dia ke dalam duburku. Kedua lututnya, tempatnya bertumpu. Perlahan… perlahan dan perlahan. Gue mulai merasakan tusukan itu dengan secara perlahan. Ah.. Bagas, Wow Bagas kau begitu mampu memberikan apa yang sudah gue inginkan, bisik hatiku sendiri. Setiap kali gue merasa kesat, gue dengan tanganku menambahi lumasan lotion ke batangnya bagas. Gue merasakan penis itu terus keluar-masuk dalam duburku.

Kuarahkan sebelah tangan Bagas untuk mengelus-elus klentitku. Wow… enak sekali. Di satu sisi klentitku nikat disapu-sapu dan satu sisi lagi, duburku dilintasi oleh penis yang keluar masuk sangat teratur. Tak ada suara apa pun yang terdengar.

Sunyi sepi dan diam. Hanya ada desir angin, desah nafas yang memburu dan sesekali ada suara burung kecil berkicau di luar sana, menuju sarangnya.


Tubuh Bagas sudah menempel di punggungku. Sebelah tangannya mengelus-elus klentitku dan sebelah lagi meremas payudaraku. Lidahnya menjilati tengkukku dan dan leherku bergantian. Gue ini memang begitu beruntung memiliki seorang anak seperti Bagas.

Dia laki-laki perkasa dan penuh kelembutan. Namun… kenapa kali ini dia begitu buas sekali dan demikian binal ?

Tapi… Gue semakin menikmati kebuasan Bagas anak kandungku sendiri. Buasnya Bagas ini merupakan buas yang sangat santun dan penuh kasih.

Gue sudah ga mampu membendung nikmatku. Gue pun menjepit tangan Bagas yang masih mengelus klentitku juga menjepit penisnya dengan duburku. Bagas pun tiba tiba mendesah …

“Oh… aaahhhh….oooooohh…”

Bagas menggigit bahuku dan mempermainkan lidahnya di sela-sela gigitannya. Dan remasan pada payudaraku terasa begitu nikmat sekali.

“Ooooooooooohhhh..” desahnya dan gue pun menjerit.

“Aaaaakhhhhhhhhhhhh..crooot…croot…croooootttt” kemudian gue menelungkup di lantai karpet ga mampu lagi kedua lututku untuk bertumpu.

Penis Bagas mengecil dan meluncur cepat keluar dari duburku. Bagas cepat membalikkan tubuhku. Langsung aku diselimutinya dan dia masuk ke dalam selimut, sembari mengecupi leherku dan pipiku. Kami pun terdiam, sampai desah nafas kami kembali normal.

Bagas menuntunku duduk dan membimbingku untuk duduk di kursi, kemudian melilit tubuhku dengan selimut yang sudah ada tersedia di atas tempat tidur. Dia mendekatkan kopi susu ke mulutku.

Setelah makan malam, kami pun kembali ke kamar dan langsung tidur di bawah dua selimut yang hangat dan berpelukan. Kami pun tertidur sampai pukul 09.00 pagi baru saja terbangun...END

No comments:

Post a Comment

Staf Di Luar Dan Di Dalam Ranjang

Staf Di Luar Dan Di Dalam Ranjang PEDANGSEX  - “Ohhhhhh…ohhhh….ohhhh…enak sekali paaa…ohhh…ohhh…” Erangku karena merasa nikmat. Saat ...